TPA Madrasah Qur'an Nurul Abroor adalah sebuah lembaga pendidikan nonformal yang berfokus pada pengajaran Al-Qur'an, nilai-nilai Islam, dan pembentukan akhlak mulia. TPA ini berlokasi di Jalan Kebon Nanas, Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan, dan berada di bawah kepemimpinan Bapak Nawawi Sag. sebagai kepala sekolah.
Madrasah Qur'an Nurul Abroor adalah sebuah TPA (Taman Pendidikan Al-Qur'an) yang berlokasi di bawah kepemimpinan Bapak Nawawi Sag. Madrasah ini memiliki sekitar 40 murid yang terdiri dari laki-laki dan perempuan dari berbagai kategori usia, mencerminkan keberagaman jenjang usia peserta didik. Ciri khas utama dari Madrasah Qur'an Nurul Abroor adalah sistem pengajaran yang eksklusif dilakukan oleh anggota keluarga pendiri. Tidak ada pengajar dari luar keluarga yang dilibatkan. Pendekatan ini mungkin bertujuan untuk menjaga keaslian nilai-nilai keluarga dan pendekatan pengajaran yang mereka anggap sesuai dengan visi dan misi pendidikan madrasah tersebut. Kegiatan belajar-mengajar di madrasah ini dilaksanakan enam hari dalam seminggu, dari Senin hingga Sabtu. Waktu pembelajaran dimulai pukul 17.00 WIB hingga 20.00 WIB, memberikan kesempatan bagi murid untuk mengikuti pendidikan Al-Qur'an setelah waktu sekolah formal dan aktivitas harian mereka. Madrasah ini tampaknya menekankan pembelajaran berbasis keluarga dengan lingkungan yang lebih intim dan personal, menjadikannya unik dalam konteks pendidikan Al-Qur'an di komunitasnya.
Di TPA Madrasah Qur'an Nurul Abroor, salah satu kegiatan rutin yang dilakukan sebagai bagian dari pembelajaran dan pembentukan akhlak adalah shalat berjamaah. Setiap kali sesi pengajian berlangsung, para murid bersama para pengajar melaksanakan shalat Magrib dan Isya secara berjamaah. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan untuk membiasakan murid melaksanakan shalat tepat waktu, tetapi juga untuk mengajarkan tata cara shalat yang benar sesuai tuntunan agama.
Setelah selesai sesi pengajian, kegiatan ditutup dengan pembacaan salawat secara bersama-sama. Pembacaan salawat ini dilakukan untuk meningkatkan kecintaan murid kepada Nabi Muhammad SAW sekaligus menanamkan nilai spiritualitas dan kebersamaan. Rutinitas ini menciptakan suasana religius yang hangat di madrasah, memperkuat ikatan spiritual antara murid, pengajar, dan orang tua yang sesekali hadir. Melalui kegiatan ini, TPA Madrasah Qur'an Nurul Abroor tidak hanya menjadi tempat belajar Al-Qur'an tetapi juga menjadi wadah pembentukan karakter Islami yang holistik bagi para murid.
Kurangnya keterlibatan orang tua menjadi salah satu kendala utama dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran di TPA. Peran orang tua sangat penting sebagai pendukung utama yang dapat memotivasi anak untuk belajar dengan antusias dan konsisten. Ketidakhadiran orang tua dalam proses ini, seperti tidak memastikan anak hadir secara teratur, tidak membantu anak mengulang pelajaran di rumah, atau jarang berkomunikasi dengan pengajar, dapat melemahkan keberhasilan pembelajaran di TPA. Tanpa perhatian dan dorongan dari orang tua, anak-anak sering kali kehilangan motivasi, menghadapi kesulitan dalam memahami materi, dan gagal memaksimalkan kemampuan mereka. Oleh sebab itu, partisipasi aktif dari orang tua menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan di TPA.
Adapun permasalahan yang akan dijelaskan dibawah ini yaitu:
1. Kurangnya Dukungan Orang Tua, Dukungan orang tua merupakan faktor kunci keberhasilan pendidikan anak. Namun, banyak TPA menghadapi tantangan karena kurangnya keterlibatan orang tua, yang terlihat dari:
- Tidak terlibat dalam proses belajar: Orang tua jarang membantu anak mengulang pelajaran seperti bacaan Al-Qur'an di rumah.
- Kurang berkomunikasi dengan pengajar: Hubungan dengan pengajar seringkali terbatas, sehingga perkembangan anak jarang dipantau.
- Tidak memberikan dukungan moral: Motivasi berupa pujian atau penghargaan kecil untuk anak kerap diabaikan.
2. Penyebab Minimnya Dukungan Orang Tua, adapun berbagai faktor yang melatarbelakangi rendahnya keterlibatan orang tua meliputi:
- Kesibukan kerja: Jadwal kerja yang padat membuat orang tua menyerahkan sepenuhnya pendidikan agama kepada TPA.
- Kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan agama: Banyak orang tua memprioritaskan pendidikan formal dibandingkan pendidikan keagamaan.
- Tidak adanya kebiasaan belajar agama di rumah: Tradisi belajar agama belum terbentuk di beberapa keluarga.
3. adapun dampak keterlibatan orang tua bagi anak dan TPA
a. Dampak bagi anak
- Hasil pembelajaran kurang optimal: Tanpa bimbingan di rumah, anak sulit menguasai materi seperti hafalan doa atau bacaan Al-Qur'an.
- Nilai agama sulit diterapkan di rumah: Anak kesulitan mengintegrasikan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari.
- Motivasi belajar rendah: Anak merasa kegiatan di TPA kurang penting tanpa perhatian orang tua.
b. Dampak bagi TPA
- Proses pembelajaran terhambat: Pengajar menghadapi kesulitan mengajarkan materi karena kurangnya dukungan rumah.
- Rendahnya partisipasi orang tua: Minimnya keterlibatan menghambat perkembangan kegiatan TPA.
- Sulit mencapai tujuan pendidikan: TPA kesulitan mencetak generasi yang memahami dan mempraktikkan nilai-nilai Islam.