Lihat ke Halaman Asli

PKS Gerakkan “Tuyul Pulsa” untuk Timbun Dana Kampanye

Diperbarui: 26 Juni 2015   01:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_139621" align="alignright" width="258" caption="SKETSA TUYUL. Konon Tuyul Bibir Vertikal jenis ini yang paling banyak dipelihara orang. Tapi "tuyul pulsa" yang kini sedang bergentayangan lebih banyak duduk manis di depan lap top atau komputer. (sumber gambar: www.koranbaru.com)"][/caption]

MENTERI KOMUNKASI DAN INFORMATIKA Tifatul Sembiring boleh saja mengharamkan pencurian pulsa. Tapi rakyat lebih membutuhkan aksi. Sebab, hampir setiap hari mereka dimaling oleh ”tuyul pulsa”, pulsa di handphone disedot tanpa konfirmasi. Menteri dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu sampai kini tidak mau bertanggungjawab atas kejadian ini.

Meski protes dilayangkan ke kepolisian, tetap saja polisi juga tidak bisa berkutik. Sebab teknologi yg dimiliki polisi kalah canggih oleh ”tuyul-tuyul pulsa” yg bergentayangan setiap hari. Modusnya, Menteri asal PKS itu tidak bersikap apa-apa karena memperoleh bagi hasil dari aksi-aksi jahat dari tuyul pulsa. Caranya, Menteri Tifatul cukup diam saja.

”Kita sedang menelusuri pelaku-pelaku itu,” kata Menteri Tif. Tapi itu omongan politisi. Sebab sama halnya dia diam saja.

Padahal Menteri sudah diprotes keras. Kemarin, Selasa (4/10/2011), didorong oleh maraknya pencurian itu oleh tuyul pulsa, para aktivis Lingkar Studi Mahasiswa (Lisuma) membakar kartu perdana dari setiap operator seluler di depan gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkoinfo) di Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta. Mereka prihatin terhadap merajalelanya pencurian pulsa oleh penyedia konten (content provider/CP) yang bekerjasama dengan pihak operator seluler, yang merugikan rakyat itu.

Aksi yang dikawal belasan aparat kepolisian itu dilakukan setelah mereka membuka posko pengaduan di atas mobil sejak, Senin (3/10). “Ada 418 warga yang mengaku pulsanya dicuri. Itu belum yang lewat telepon (50 orang), facebook (didukung 5.000-an orang), dan twitter,” ujar Triyanto, korlap aksi.

Rencananya, Lisuma akan terus mengumpulkan pengaduan warga yang menjadi korban tuyul pulsa. “Hasilnya akan kami bawa ke wilayah hukum. Bentuknya bisa ganti rugi atau class action,” tegas Triyanto dalam aksi bertajuk “Menggugat Operator Telekomunikasi Atas Pencurian Pulsa Rakyat!” itu.

Menurut Trianto, pengaduan banyak terkait soal pesan pendek kuis atau promo dan nada sambung. Dalam catatannya, pengaduan paling banyak dilakukan pelanggan operator Telkomsel, yang jumlahnya mencapai 50 persen. “Selebihnya dari Indosat, XL, dan lainnya.”

HASIL AKSI “TUYUL PULSA” RP 100 MILIAR PER BULAN

Potensi kerugian pengguna telepon seluler akibat kecurangan penyedia jasa layanan pesan premium bisa mencapai Rp 100 miliar per bulan. Besarnya pulsa yang diambil dari konsumen karena ada penyedia layanan konten serta minimnya pengawasan dari operator telepon seluler dan regulator.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memperkirakan nilai kehilangan pulsa konsumen bisa mencapai Rp 140 miliar. Adapun Indonesian Mobile and Online Content Provider Association (IMOCA) lebih moderat dengan menyebut kisaran puluhan miliar rupiah, tetapi masih di bawah Rp 100 miliar.

Menurut Direktur Operasional IMOCA Tjandra Tedja di Jakarta, Selasa (4/10/2011), perputaran uang dari sektor layanan konten mencapai 5 persen dari nilai transaksi telekomunikasi. Adapun pada akhir tahun 2010 diperkirakan omzet industri telekomunikasi mencapai Rp 100 triliun.

”Saya memiliki kecurigaan hampir setiap iklan yang di-broadcast ataupun SMS, orang yang membalas bisa dibilang di atas 50 persen tertipu,” tuturnya, sambil menambahkan bahwa sebagian iklan menampilkan gaya bahasa terselubung untuk menarik pengguna layanan seluler agar merespons.

KONTROL TIDAK BERJALAN

Sudaryatmo dan Tjandra menilai, selain kenakalan penyedia konten, fungsi pengawasan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) dan para operator juga tidak berjalan. Seharusnya, menurut Tjandra, BRTI proaktif mengambil contoh penawaran konten dari televisi ataupun SMS massal, lalu memperingatkan penyedia konten ”nakal”. Dia menilai BRTI paham alur teknis produk konten itu sehingga penindakan tergantung dari kesungguhan dan niat BRTI. Apalagi Menteri Tifatul juga hanya diam saja.

Heru Sutani, anggota BRTI, menuturkan, ketegasan sikap tidak harus melulu ditunjukkan BRTI. Menurut dia, operator juga harus tegas. ”Setelah kami tegur baru ada penghentian kerja sama,” tutur Heru, sambil menambahkan, pekan depan pihaknya akan mengumpulkan sejumlah pemangku kepentingan layanan pesan premium untuk menuntaskan masalah itu.

Heru mengklaim BRTI sudah berupaya maksimal dalam mengantisipasi pencurian pulsa, namun memang belum merasa puas dengan upaya yang selama ini dilakukan. Salah satunya dengan memudahkan masyarakat melapor jika mengalami kerugian.

“Semua korban penipuan, korban sedot pulsa bisa telepon ke 159. Kami juga akan adakan pertemuan dengan stakeholder termasuk IMOCA, IMMA, YLKI, IdTUG, operator, bahkan kepolisian minggu depan. Untuk dicari solusi bersama agar rakyat tidak dirugikan,” jelas Heru.

Pengamat IT dan Telekomunikasi Herry Setiadi Wibowo mengatakan, yang paling banyak dirugikan dalam kasus pencurian pulsa adalah pelanggan prabayar, karena saat melapor tak punya bukti. “Operator harus menindak tegas para CP yang nakal, demikian halnya pemerintah juga harus memberi sanksi kepada operator yang demikian,” katanya.

DILAKUKAN OLEH NAPI

Kasus penipuan melalui pesan singkat yang meresahkan masyarakat ternyata tidak hanya ulah penyedia konten. Belakangan diketahui, sebagian dari kasus tersebut ternyata dikendalikan sindikat penipu para narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Sumatera Utara.

Para napi ini selama lima tahun terakhir menipu banyak orang dari balik sel menggunakan telepon seluler. Dan, sebanyak enam tersangka kemarin ditetapkan Subdirektorat Cyber Crime Direktorat Reserse Kriminal Khusus, Polda Metro Jaya.

Mereka adalah AA alias Andin, IFR alias Ipan alias Bureng, PT alias Fredi, MS alias Tompul, Z alias Zul, dan R alias Anto. “Kelompok inilah yang banyak menipu dengan SMS palsu, SMS minta pulsa, menelepon dan menipu bilang kalau ada anggota keluarga yang sakit atau ditahan polisi sehingga meminta dikirim uang,” ujar Kasubdit Cyber Crime, AKBP Hermawan, di Mapolda Metro Jaya, Selasa (4/10).

"Besar kemungkinan dengan cara menyedot pulsa seperti itu mereka kerja sama dengan konter ponsel. Selama penelusuran kami, setelah mereka menipu, pulsa yang didapat dijual kembali ke penjual pulsa," ungkap Kasubdit Cyber Crime Polda Metro Jaya, Ajun Komisaris Besar Hermawan, Rabu (5/10/2011), di Mapolda Metro Jaya.

Dia melanjutkan, modus penipuan yang mampu menyedot pulsa korban itu dilakukan dengan cara mengirimkan pesan singkat melalui nomor GSM atau pun CDMA secara acak. Isi pesan singkat itu biasanya bertuliskan pengumuman pemenang dapat hadiah tertentu.

PKS BUTUH DANA KAMPANYE

Sejak pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu, PKS memang mengincar kursi Menteri Komunikasi dan Informatika karena merasa mampu dan mempunyai kader-kader militan yang bisa digerakkan secara halus utk bekerja sebagai tuyul-tuyul di dunia maya. Tuyul pulsa hanya salah satu aksi yg sedang dilancarkan PKS.

Diamnya Menteri Tif hanya menjadi salah satu modus utk tetap berjalan rekening dana kampanye PKS menghadapi Pemilu 2014. Sebab dana melalui tuyul pulsa dinilai paling segar dan resikonya kecil ketimbang bermain seperti membobol bank sebagaimana dilakukan mafia-mafia di Bank Century.

Masyarakat diminta tetap waspada dan tidak boleh mudah untuk membalas setiap SMS yg masuk dengan jawaban apa pun. Sebab dg membalas SMS liar sama hanya Anda membantu tuyul pulsa memuluskan targetnya memenuhi pundi-pundi PKS dalam memenuhi dana kampanyenya.

Salam hangat kompasianer.....

SUMBER-SUMBER BERITA:

  1. http://www.surya.co.id/2011/10/05/tuyul-pulsa-sedot-uang-miliaran-per-hari
  2. http://www.surya.co.id/2011/10/05/penipuan-pulsa-diotaki-napi-dari-balik-penjara
  3. http://megapolitan.kompas.com/read/2011/10/05/10231044/Inilah.Modus.SMS.Sedot.Pulsa
  4. http://tekno.kompas.com/read/2011/10/05/10310623/Total.yang.Terambil.Rp.100.MiliarBulan



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline