Pada tanggal 30 Oktober mahasiswa pertukaran dan dosen beserta LO /Pendamping melakukan kunjungan di salah satu kampung Adat yang berlokasi di kelurahan Leuwigajah Kecamatan Cimahi, Bandung Jawa Barat. Nama kampung tersebut adalah kampung adat Cirendeu.
Nama kampung Cirendeu diambil dari nama sebuah pohon yaitu pohon Rendeu. Pohon rendeu memiliki banyak manfaat dan dijadikan bahan obat herbal karena manfaatnya. Tak hanya itu kampung adat Cirendeu terdapat banyak keunikan di dalamnya yang tidak ada di kampung lain. Saat kami memasuki wilayah kampung Cirendeu kami disambut hangat oleh masyarakatnya dan dipersilahkan masuk di bale sararehan tempat masyarakat menyambut tamu dan pelaksanaan pertemuan adat dilakukan di tempat ini.
Kampung adat cirendeu memiliki banyak keunikan salah satunya adalah masyarakat kampung adat cirendeu tidak menjadikan nasi sebagai makanan pokoknya dan bahkan tidak pernah mengonsumsi nasi. Mereka mengonsumsi Rasi atau beras singkong. Rasanya mirip dengan nasi beras pada umumnya namun bahan pokok dari rasi tersebut adalah singkong yang dihaluskan dengan cara diparut lalu direbus. Filosofi masyarakat tidak lagi memakan Nasi dari beras karena pada jaman penjajahan beras masyarakat diambil paksa oleh penjajah maka dari itu untuk bertahan hidup masyarakat memakan Singkong sebagai makanan pokoknya dan berlanjut hingga saat ini untuk menghormati perjuangan para leluhurnya.
Kampung Cirendeu dikenal sebagai kampung yang berpegang teguh dalam mempertahankan adat dan warisan leluhurnya termasuk soal kepercayaan. Masyarakat menganut agama leluhurnya atau biasa dikenal sunda wiwitan. Sunda wiwitan adalah kepercayaan yang dianut oleh masyarakat asli sunda. Kepercayaan tersebut berupa pemujaan terhadap kekuatan alam dan arwah para leluhur.
Kampung ada cirendeu juga terdapat angklung buncis dan beberapa alat musik tradisional. Masyarakat Cirendeu terlihat sangat mahir dalam memainkan angklung buncis dan mengajar dan melatih para mahasiswa dan dosen untuk memainkan alat musik tersebut.
Kampung Cirendeu dengan masyarakatnya yang baikl dan ramah juga menyimpan keunikan yang tidak jarang ditemukan di kampung lainnya karena masih menjaga warisan leluhur pada zaman dahulu serta melestarikan kebudayaan yang ada di kampungnya sehingga dikenal oleh masyarakat luas bahkan dikunjungi oleh wisatawan asing untuk berwisata. Kampung tersebut juga tak hanya ramai dikunjungi karena pemandangan gunung yang berada di sekitarnya tetapi juga karena kebudayaan yang ada di dalamnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H