Kepulan asap putih pekat menjulang tinggi di langit Desa Perawang. Asap tersebut berasal dari cerobong pabrik kertas raksasa yang beroperasi siang dan malam tanpa henti. Pabrik ini mengolah ribuan ton kayu gelondongan setiap harinya menjadi bubur kertas (pulp), tisu dan lembaran-lembaran kertas putih. Keberadaan pabrik ini telah menghidupkan perekonomian masyarakat desa.
Perawang, sebuah desa yang terletak di Kecamatan Tualang, Riau ini menjadi sorotan karena adanya pabrik kertas yang berdiri ditengah-tengah desa. Sebuah kegiatan industri ini menciptakan jejak sejarah tersendiri bagi kehidupan warga sekitar. Pabrik ini bernama PT Indah Kiat Pulp & Paper. Pabrik tersebut merupakan salah satu pabrik kertas terbesar di Indonesia dengan mempekerjakan ribuan buruh.
Distribusi kertas ini beroperasi melalui pelabuhan buton untuk memasok kebutuhan kertas pelanggan lokal dan ekspor ke mancanegara. Ini menunjukkan bahwa pentingnya aksesibilitas transportasi laut, sehingga lokasi strategis pabrik tersebut berada di dekat aliran sungai siak. Dengan adanya fasilitas produksi yang lengkap dan proses terintegrasi dari pengolahan bahan baku hingga tahap akhir produksi, Indah Kiat Pulp & Paper (IKPP) memiliki keunggulan yang kompetitif.
Pada sebuah industri tentu saja kita mengenal seorang pemilik dan seorang pekerja. Inilah yang disebut sebagai borjuis dan proletar. Sebagaimana yang diungkapkan Silfia Hanani, bahwa borjuis dan proletar merupakan pembagian dua kelas sosial yang menciptakan struktur sosial berbeda dalam teori Karl Marx. Borjuis diartikan sebagai seorang yang mempunyai modal serta kekuasaan. Di sisi lain, proletar diartikan sebagai seseorang yang tidak mempunyai kekuasaan.
Dalam konteks perusahaan pabrik kertas, borjuis mengacu kepada pemilik perusahaan. Mereka memiliki kekuasaan ekonomi dan keuangan serta dapat mempengaruhi kebijakan yang memengaruhi kondisi kerja dan upah pekerja. Membuat keputusan untuk meningkatkan produksi atau memecahkan masalah lingkungan juga merupakan tanggung jawab borjuis. sementara proletar mengacu kepada karyawan yang melakukan produksi di perusahaan tersebut.
Karyawan merupakan sumber daya yang berharga bagi suatu perusahaan, oleh karena itu IKPP Perawang berupaya bertanggung jawab dengan memprioritaskan kesejahteraan karyawannya. Perusahaan mendukung karyawannya dengan membangun berbagai fasilitas diantaranya yaitu mess atau tempat tinggal karyawan, koperasi, klinik kesehatan, transportasi berupa bus karyawan, sarana olahraga seperti kolam renang, menyediakan tempat-tempat beribadah seperti masjid dan masih banyak fasilitas lainnya.
IKPP Perawang juga berupaya aktif mengembangkan dan memberdayakan masyarakat setempat dengan menyediakan program pelatihan lokal. Dengan memanfaatkan bakat masyarakat dan adanya kelebihan bahan produksi seperti tali strapping strap yang sudah tidak terpakai lagi oleh perusahaan maka dijadikan sebagai bahan baku kerajinan anyaman. Ini dilakukan untuk mengembangkan komunitas lokal dengan cara mengolah tali strapping menjadi berbagai macam bentuk karya seperti pot bunga, keranjang, dan tikar. Produk dari hasil olahan tersebut dapat menambah pendapatan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat. Hal ini juga termasuk upaya untuk melestarikan anyaman sebagai kerajinan tradisional yang sangat bernilai dan unik.
Dengan sejarah panjang dan kontribusi signifikan terhadap industri kertas, Pabrik Indah Kiat Perawang telah menjadi salah satu produsen pulp dan kertas terkemuka di Indonesia. Berkomitmen terhadap kualitas produk dan kelestarian lingkungan, pabrik tidak hanya memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat sekitar, namun juga berperan dalam menjaga lingkungan. Peran pabrik ini diharapkan dapat terus berkembang secara berkelanjutan sehingga memberikan dampak positif bagi industri kertas dan masyarakat sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H