Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang (17/05/2023) - Meski masih kecil, anak-anak perlu diberi pembekalan sejak dini. Begitu pula tentang masalah cinta lingkungan. Salah satunya adalah dengan membekali keterampilan membuat batik Ecoprint.
Namanya saja Ecoprint, tentunya bahan yang digunakan untuk membuatnya menggunakan bahan alami, seperti dedaunan dan bunga-bungaan. Namun, tidak sembarangan daun maupun bunga bisa digunakan untuk membuat batik Ecoprint. Tumbuh-tumbuhan yang bisa digunakan untuk membuat batik Ecoprint haruslah memiliki kandungan Tanin, contohnya seperti daun dan bunga keningkir, jati, pepaya, singkong, kates jepang, daun ubi jalar, dan sebagainya.
Dikarenakan kawasan Rowotengah Kelurahan Rowosari masih asri, mahasiswa KKN Tematik UNNES mengajak anak-anak untuk membuat batik Ecoprint untuk tas jinjing. Agenda tersebut dilaksanakan pada Rabu, 17 Mei 2023 di Balai RW 04 Kelurahan Rowosari, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Sesuai dengan tujuan kegiatan yaitu menanamkan rasa cinta lingkungan sejak dini, maka peserta kegiatan ini adalah anak-anak usia SD.
Mula-mula, peserta kegiatan dikenakan terlebih dahulu tentang batik ecoprint dan daun-daunan yang bisa digunakan untuk membuatnya. Setelah itu, dengan didampingi mahasiswa, anak-anak mencari daun-daun yang ada di sekitar lokasi kegiatan untuk dibuat pola batik. Peserta kegiatan memakai teknik pounding atau memukulkan palu di atas daun yang ditutup dengan plastik. "Menurut pengalaman saya, palu yang paling efektif digunakan untuk teknik pounding adalah menggunakan palu kayu," ujar Ayu Rahmawati selaku penanggungjawab program.
Ayu menambahkan bahwa palu kayu tidak seberat palu besi yang bisa merusak bentuk daun, dan tidak seelastis palu karet yang mana palu ini tidak bisa mencetak pola daun secara menyeluruh ke kain. Selain itu, fungsi plastik di atas daun adalah supaya warna daun yang menempel di palu tidak menyebar kemana-mana.
Setelah proses pounding daun selesai dan pola sudah terbentuk, daun diangkat dari kain kemudian kain direndam dalam larutan air tawas selama 15-30 menit. Merendam kain dengan air tawas memiliki tujuan untuk mengikat warna daun agar tidak luntur. Jika sudah cukup, jemur kain di tempat yang teduh hingga kering.
Setelah melaksanakan kegiatan ini, respon anak-anak cukup baik. Antusiasme sangat terlihat karena hal ini masih baru untuk mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H