Lihat ke Halaman Asli

Literasi yang Semakin Pudar : Mengatasi Tantangan Rendahnya Minat Baca di Indonesia

Diperbarui: 16 Januari 2025   13:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Sumber : Ilustrasi dihasilkan dengan bantuan AI menggunakan platform DALL-E oleh OpenAI)

Indonesia, dengan jumlah penduduknya yang besar, menghadapi tantangan besar yang signifikan dalam hal literasi. Dalam statistik yang dijelaskan UNESCO mengenai literasi dunia, Indonesia menjadi peringkat ke-dua dalam jajaran rendahnya minat baca serta literasi. 

UNESCO juga menyebutkan bahwa indeks minat membaca di Indonesia hanya 0,001 %.  Artinya dari Total 1,000 orang di Indonesia, hanya satu orang saja yang rajin dan menjadikannya sebuah kegiatan rutin yang dilakukan. Mengapa ini terjadi di negeri dengan kekayaan budaya yang melimpah?

Pentingnya Membaca untuk Kemajuan Bangsa

Membaca serta pemahaman akan bacaan yang telah dibaca menjadi pola pikir seseorang menjadi lebih peka serta kritis. Buku menjadi jendela dunia, menjadi sebuah sarana untuk mengetahui berbagai macam isu serta problematika yang terjadi antara batas ruang dan waktu. Buku juga menjadi sebuah sarana di mana kita bisa mengetahui bagaiamana mempelajari sesuatu. Ketika minat baca serta literasi tidak ada. Maka kemampuan otak untuk menganalisa sesuatu dan penyimpulkan kesimpulan dari setiap penjelasan, tidak akan berpikir secara terbuka dan kritis. 

Ini merupakan masalah besar, karena pembangunan masyarakat diperoleh dari masyarakatnya yang mampu bersaing di kancah internasioanal, dengan daya pikir kritis masyarakat mampu berpikir logis serta reflektif dan kreatif. 

Dampak dari kurangnya literasi ini membuat otak kaku dan tidak fleksibel, artinya kita akan dengan mudah menerim ide atau pun menerima persepsi yang berbeda dari perespsi kita sendiri. Bukan ini saja, namun dampak dari rendahnya literasi ini akan memperlambat kemajuan sosial, ekonomi dan juga inovasi terhadap Indonesia.

Data Literasi yang Mengkhawatirkan

Fakta ini ditunjukkan dengan sejumlah data yang telah di riset oleh Central Connecticut State University pada tahun 2016 dengan tajuk . World's Most Literate Nations Ranked menyebutkan dari hasil risetnya adalah Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dengan tingkat literasi rendah. Sedangkan tingkat literasi pada peringkat pertama ditempati oleh Negara Finlandia (hampir 100%). 

Data ini tentu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih tertinggal jauh dari Singapura maupun Malaysia, ini menunjukkan bahwa masih ada jurang besar yang harus dijembatani.

Penyebab Rendahnya Minat Baca

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minta baca di Indonesia. Salah satunya adalah kurangnya akses terhadpa buku, terutama di daerah terpencil yang minim dengan fasilitas perpustakaan atau toko buku. Selain itu, budaya membaca sejak dini belum menjadi kebiasaan di banyak keluarga. Anak-anak lebih terpapar Handphone atau hiburan digital, sehingga membaca buku kalah menarik dibandingkan konten di media sosial.

Upaya Meningkatkan Literasi

Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi masyarakat. Salah satunya pembangunan Perpusatkaan Nasional (Perpusnas) yang menyediakan akses gratis ke ribuan kolksi buku. Selain itu, berbagai komunitas literasi sekarang sudah aktif untuk memperluas literasinya dengan cara membuka Taman Baca Masyarakat ataupun perpustakaan kecil yang dikelola oleh individu. Namun, inisiatif ini masih menghadapi tantangan, seperti pembatasan distirbusi buku daeraj terpencil. 

Kesimpulan

Rendahnya minat baca adalah masalah yang tidak bisa diabaikan, karena memiliki dampak besar pada pembangunan bangsa. Diperlukan kerja sama yang lebih erat antara pemerintah, komunitas literasi, dan masyarakat untuk menciptakan budaya membaca  yang kuat. Dengan menanamkan kesadaran bahwa membaca adalah kunci masa depan, Indonesai bisa berharap untuk mencetak generasi yang lebih cerdas, kreatif, dan mampu bersaing di tingkat Global.

Reference : 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline