Lihat ke Halaman Asli

Siti Nazarotin

TERVERIFIKASI

Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Tiga Puluh Tiga Pena, Satu Karya: Kapak Algojo dan Perawan Vestal

Diperbarui: 9 Juli 2024   09:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel KAPV | Foto: Acek Rudy Gunawan

Di dunia kepenulisan, kolaborasi bukanlah hal yang asing. Namun, bayangkan sebuah proyek besar yang melibatkan 33 penulis dengan berbagai gaya dan pengalaman, menghasilkan sebuah novel utuh yang memikat. Inilah kisah inspiratif di balik novel " Kapak Algojo dan Perawan Vestal " (KAPV), sebuah karya kolektif yang patut diacungi jempol.

Proyek novelbareng KAPV ini berawal dari ide Mbak Widz Stoops, penulis yang tinggal di Amerika ini menantang anggota komunitas Secangkir Kopi Bersama untuk membuat novelbareng menggunakan imajinasi masing-masing.

Bagi saya, pengalaman ini bagaikan mimpi yang menjadi kenyataan. Awalnya, saya merasa terintimidasi dikelilingi 32 penulis hebat dan berpengalaman, termasuk Mas Khrisna Pabhicara, penulis novel "Sepatu Dahlan" yang sangat tersohor itu. Namun, rasa keraguan itu segera tergantikan oleh semangat dan antusiasme.

Saya yang sebelumnya lebih terbiasa menulis artikel tentang kuliner, menemukan dorongan baru untuk menjelajahi dunia fiksi. Saya menuangkan ide dalam bab 18, mencoba menghadirkan latar belakang romantis di dapur dengan judul "Cinta di Sepotong Pizza Kembang Kol".

Proses kreatif ini bukan tanpa rintangan. Menggabungkan ide, gaya bahasa, dan latar belakang yang berbeda dari 33 penulis menjadi sebuah cerita yang koheren membutuhkan waktu dan usaha yang luar biasa. Butuh 3 tahun bagi penyunting, Mas Krisna Phabicara dan masuk dapur penerbit berkat Mbak Widz Stoops dan Acek Rudy Gunawan untuk menyelesaikan novel ini, sebuah bukti dedikasi dan kerja keras mereka.

"Kapak Algojo dan Perawan Vestal " tidak hanya menjadi sebuah karya sastra, tetapi juga bukti kekuatan kolaborasi. Berbagai talenta dan perspektif bersatu, menghasilkan karya yang memukau dan inspiratif. Bagi saya, pengalaman ini memberi pelajaran berharga tentang pentingnya kerja sama, ketekunan, dan keberanian untuk melangkah keluar dari zona nyaman.

Novel ini telah diluncurkan dan tersedia untuk dibeli di berbagai media. Bagi para pecinta sastra, "Kapak Algojo dan Perawan Vestal "  adalah bacaan wajib yang menawarkan petualangan tak terlupakan dan pengingat bahwa dengan bersama-sama, kita bisa mencapai hal-hal luar biasa.

Maka dengan ini saya mengatakan dengan bangga:

  • Beli novel "Kapak Algojo dan Perawan Vestal " dan rasakan sendiri petualangan membacanya.
  • Bagikan kisah inspiratif ini kepada teman dan kerabat Anda.
  • Temukan komunitas penulis di sekitar Anda dan pertimbangkan untuk berkolaborasi dalam proyek kreatif.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada ke 32 penulis yang terlibat, yakni: Khrisna Pabhicara, Bamby Cahyadi, Pringadi Abdi Surya, Ita Sembiring, Donny De Keizer, Warkasa 1919, ADSN 1919, Widz Stoops, Alm. Indra Rahadian, Lazarus Dina (Felix Tani), Nita Kris Noor, Swarna, Acek Rudy, Lesterina Purba, Mas Han, Ayah Tuah, Anis Hidayatie, Budi Susilo, Dewi Leyli, Wahyu Sapta, Miguel Dharmadjie, Lintang Ayu, Marsella Claudia, Paul Da Noven, Maria Fransiska, Arif Rohman Saleh, Hendro Santoso, Muthiah Alhasany, Lilik Fatimah Azzahra, Mim Yudiarto, Syahrul Chelsky dan Zaldy Chan. Kalian luar biasa.

Saya dan para penulis "Kapak Algojo dan Perawan Vestal "  adalah pengingat bahwa dengan tekad, kerja sama, dan sedikit keberanian, kita dapat mencapai hal-hal yang luar biasa. Novel ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah inspirasi bagi siapa saja yang ingin mengejar mimpi mereka dan membuat sesuatu yang berbeda di dunia. Semoga bermanfaat.

Siti Nazarotin

Blitar, 9 Juli 2024




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline