Bulan Agustus adalah bulan yang penuh sukacita. Karena seluruh bangsa Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia tercinta. Momen penting bagi kehidupan bangsa dan negara kita.
Berbagai kegiatan peringatan digelar. Semarak kegiatan Agustusan sudah mulai dilaksanakan sejak minggu pertama Bulan Agustus tiba.
Kegiatan yang selalu digelar dan seakan-akan wajib hukumnya yakni Upacara Bendera. Diselenggarakan mulai tingkat desa sampai tingkat provinsi oleh instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat. Bahkan secara nasional di selenggarakan berpusat di Istana Negara dengan persiapan yang cukup lama.
Kegiatan lainnya yang hampir dipastikan selalu ada pada setiap tahun adalah adanya perlombaan. Ya, mulai dari tingkat Rt, Rw, desa, kecamatan, kabupaten, provinsi bahkan tingkat nasional.
Penyelenggara juga sama. Bisa dari instansi pemerintah, swasta maupun masyarakat. Demikian juga di daerah saya. Sangat marak.
Namun tahun ini ada yang berbeda. Dengan apa yang saya rasakan. Tersebab pasca kecelakaan yang saya alami, saya tidak bisa terlibat langsung dalam kegiatan tersebut.
Sedih? Iya. Namun kesedihan tak boleh berlarut. Meskipun tidak bisa terlibat langsung dalam perayaan HUT RI, setidaknya saya masih bisa memantau, melihat dan menikmati keseruan perayaan HUT RI lewat media sosial yang saya miliki.
Beredarnya foto, video bahkan tulisan yang mengabarkan keseruan perayaan yang digelar oleh organisasi dan komunitas yang saya ikuti. Lumayan menghibur saya
Kali ini, masih dalam rangka memeriahkan HUT RI ke 78, saya tak mau ketinggalan dengan rekan-rekan penulis yang lain. Apalagi event ini diselenggarakan oleh KPB (Kompasianer Penulis Berbalas), dimana saya sebagai salah satu anggotanya dan sudah cukup lama bergabung.
Ingin berbagi cerita saja, mengenai lomba yang di selenggarakan oleh Bapak Ibu Guru yang berada di bawah naungan Kantor Pengawas dan Penilik Kecamatan Kanigoro.