Lihat ke Halaman Asli

Siti Nazarotin

TERVERIFIKASI

Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Pasca Operasi 1

Diperbarui: 9 Agustus 2023   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terbaring lemah pasca operasi kaki | Foto: Alfina Rahma Dewi 

Betapa berharganya nikmat kesehatan yang Allah telah berikan. Dan ini baru kita sadari ketika kita sedang tergolek sakit dan membutuhkan waktu lama untuk pemulihan, seperti yang saya alami saat ini.

Artikel sebelumnya....

Keluar dari ruang operasi tepat pukul 10.00, didampingi kedua anak saya, bersama perawat dibawa ke ruang radiologi guna foto rontgen. Menunggu sebentar. Tak lama kemudian foto diperlihatkan pada saya. Disitu terlihat dengan jelas, di kaki saya sudah terpasang pen. Rapi.

Setelah dari ruang radiologi saya kembali ke kamar pasien. Menit berganti, jarum jampun bergeser. Menunjuk pada angka 11, masih aman. Karena efek bius masih belum hilang. Sampailah menuju pada angka 12.00. Apa yang terjadi?


Dua jam pasca operasi, saat itulah saya merasakan kesakitan karena efek bius telah habis. Erangan demi erangan kesakitan keluar dari mulut saya. Diselingi bacaan istighfar, air matapun mengalir dengan sendirinya. 


Kedua anak saya terus menempel di dekat saya sambil memberikan dukungan moril. Anak gadis dalam satu dua kesempatan, ikut menangis merasakan betapa ibunya menahan sakit.

Padahal pada cairan infus sudah disuntikkan obat anti nyeri. Efek operasi ternyata begini ya. Nyerinya luar biasa. Rasa seperti ini kadang berkurang kadang muncul kembali. Begitu berulang kali saya rasakan.

Ketika kembali muncul dan seakan saya tidak bisa menahannya, anak gadis selalu sigap untuk menekan bel, untuk memanggil perawat agar memeriksa kondisi saya dan menggantikan cairan infus dengan cairan anti nyeri.

Saat-saat seperti itulah saya benar-benar dalam kondisi yang sangat tidak nyaman. Berbaring pasrah, menunggu kesembuhan sambil merintih kesakitan.

Untungnya saya berada di Rumah Sakit yang tepat. Jauh dari daerah asal. Ibarat kata, menyepi. Tetirah. Butuh ketenangan. Bukannya tidak ingin dijenguk. Saya baru merasakan, ternyata saat dalam kondisi darurat seperti yang saya alami, yang dibutuhkan adalah ketenangan. Hanya butuh Allah dan support keluarga inti. Saya benar-benar merasakan suasana yang nyaman ketika saya sedang tidak nyaman.

Bagusnya pelayanan, ramahnya dokter, perawat dan pegawai rumah sakit lainnya, fasilitas yang lengkap, suasananya benar-benar mendukung kesembuhan pasien.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline