Lihat ke Halaman Asli

Siti Nazarotin

TERVERIFIKASI

Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Sejak Kemarau Membenci Hujan

Diperbarui: 13 September 2021   23:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar: freepik.com

Payung telah lama mati
Sejak kemarau membenci hujan

Dedaunan luruh berserakan
Ilalang mengering
Menghunjam kesejukan
Rentang kemarau
Di ujung musim

Berpayung kala hujan
Menyisakan kenangan
Ketika cinta
Milik berdua

Menerobos hujan
Menikmati secangkir kopi
Dan senja tanpa benci
Kau ada di sini

Payung pelangi
Jadi saksi
Cinta takkan terhenti
Meski hari berganti

Namun, tak lagi ada kidung
Usai hati terjerembab murung.
Hilang dalam pasrah
Kau menyerah?

Payung sudah lama mati 
Sejak kemarau membenci hujan
Kuburannya jauh di mata

Blitar, 13 September 2021

Puisi ini hasil saweran beberapa Kompasianer dari gang sapi. Mereka yang ikut saweran adalah: Engkong Felix Tani, Siti Nazarotin, Katedrarajawen, Dewi Leyly, Swarna, Rudi Gunawan, Zaldy Chan.





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline