Lihat ke Halaman Asli

Siti Nazarotin

TERVERIFIKASI

Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Buah Kepel, dari Deodoran Alami hingga Alat Kontrasepsi

Diperbarui: 23 Februari 2021   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon Kepel yang berbuah lebat | Foto: Siti Nazarotin

Kemarin di grup WA teman seprofesi tetiba ramai, tersebab ada salah seorang teman yang mengunggah gambar buah kepel disertakan beberapa manfaat dari buah tersebut. Yang mengunggah gambar adalah Pak Muslihin.

Ramai-ramai Pesan Buah Kepel

Satu persatu teman-teman pada pesan. Ada yang pesan 2 kilo, ada yang 3 kilo, 4 kilo bahkan 6 kilo. Sayapun tak ketinggalan ikut-ikutan pesan. Saya iseng nanya, Pak, kapan buahnya dipetik, saya ingin lihat pohon yang lebat buahnya dari dekat.

Setelah diberitahu metiknya jam 14.00 sayapun meluncur ke lokasi. Ternyata buahnya sudah dipetik. Namun masih ada dua pohon lagi yang masih lebat buahnya dan bisa dilihat dari dekat untuk sekadar tahu dan selfi di dekat pohon itu.

Pohon Kepel itu Berumur Lebih dari Lima Puluh Tahun

Saya nanya-nanya, seputar Buah Kepel ini kepada Pak Muslihin dan istrinya. Pemilik pohon Kepel ini sebenarnya adalah mertua dari Pak Muslihin. 

Pekarangannya sangat luas, nuansa khas pedesaan sangat terasa. Di pekarangan itu tumbuh aneka tanaman dan buah. Mulai dari pohon kepel, sawo, durian, manggis, pisang, lasep dan tanaman lainnya.

Tanaman itu tumbuh subur tanpa adanya perawatan khusus. Memenuhi halaman depan sebelah kanan dan kiri, tersisa bagian tengah yang dijadikan akses keluar masuk rumah setelah berangkat dan pulang dari bepergian.

Di pekarangan belakang, tanaman tumbuh sama rimbunnya. Saat mendekati pohon Kepel, saya disambut sekawanan nyamuk yang mendengung-ndengung, seakan memperkenalkan diri, ada orang asing yang datang. Maklum, pekarangannya dipenuhi banyak tanaman yang rindang dan rimbun, membuat nyamuk betah tinggal.

Saya tak menyia-nyiakan kesempatan untuk berfoto dekat pohon kepel. Sudah cukup lama saya tak melihat pohon kepel dari dekat. Terakhir saya lihat sewaktu masih duduk di bangku SMP. Saya lihat pohon kepel di rumah paman. Setelah itu takpernah melihatnya lagi, dan baru hari ini saya melihat pohon kepel lagi.

Ada beberapa keterangan yang saya dapatkan siang tadi. Pohon kepel milik mertua Pak Muslihin ini sudah berumur lebih dari 50 tahun. Pohonnya cukup besar dan menjulang tinggi. Pohon kepel berbuah hanya setahun sekali. Satu pohon kepel yang buahnya lebat, sekali panen bisa menghasilkan buah sampai 1 kwintal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline