Lihat ke Halaman Asli

Siti Nazarotin

TERVERIFIKASI

Dinas di UPT SD Negeri Kuningan Blitar

Dawet Semar yang Mashur di Blitar itu Milik Pak Guru Mansur Hafidz

Diperbarui: 17 Februari 2021   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dawet Semar yang berada di timur Pasar Soraya Banggle | Foto: Siti Nazarotin


Tahun 2012 silam Mas Mansur Hafidz merintis sebuah usaha. Dawet sebagai pilihannya, mengapa kok Dawet, alasannya karena ia penggemar kuliner, di samping itu Dawet merupakan minuman tradisional yang perlu dilestarikan, apabila disajikan secara kekinian, akan menarik minat masyarakat.

Anak Didiknya Sebagai Kelinci Percobaan

Sebagai kelinci percobaannya, Mas Hafidz menjual dawet untuk anak-anak didiknya di salah satu Madrasah yang berada di Kecamatan Kademangan, yang terletak dekat dengan destinasi wisata Kampung Coklat.

Tak diduga ternyata percobaannya lancar, kemudian berkembang dengan pesat dan membuka cabang di beberapa tempat di Kabupaten Blitar.

Menjalin Kerjasama dengan Pondok Pesantrean

Selain di tempat-tempat umum, Mas Hafidz juga bekerja sama dengan pemilik Kampung Coklat dan  kantin-kantin pondok pesantren yang berada di Blitar Raya di antaranya kantin Pondoknya KH. Agus Muadzin (Mubaligh Blitar yang cukup kondang), Pondok MAKNU Blitar, Pondok Mambaus Sholihin Sumber Sanan Kulon Blitar, Pondok Sukorejo, Pondok Ngunut, Pondok Darul Huda Mayak Ponorogo.

Dari semua cabang usahanya tercatat ada 25 cabang Dawet Semar yang tersebar di Blitar raya dan  ada pula cabang Madiun dan Ponorogo.

Omzet Perbulan dari Dawet Semar

Sebelum Pandemi, dari semua cabang (yang di luar kantin pondok) perhari bisa meraup omzet 3 juta rupiah, 3 juta x 30 hari = 90 juta perbulan.

Untuk kantin pondok pesantren tidak buka tiap hari. Ada yang seminggu sekali, ada yang sebulan tiga kali. Biasanya buka kalau pas ada acara Sambangan (orang tua mengunjungi putranya). Misalnya diambil rata-rata seminggu tiga kali, ada lima kantin pondok, dalam satu kali jalan rata-rata terjual 1000 porsi Dawet, seporsi Dawet dijual 4 ribu, berarti 4 juta sekali jalan.

Untuk kantin pondok ini  sistemnya bagi hasil, sesuai dengan kesepakatan pihak kantin pondok.
Ada Lima pondok x 3 hari = 15 x 4 juta = 60 juta omzet perbulan yang dari kantin pondok.

Kira-kira omzet perbulan 90 juta + 60 juta = 150 juta. Wow angka yang sangat fantastis!

Dikurangi biaya operasional dan gaji karyawan, kira-kira berapa ya laba bersihnya yang bisa diraup oleh Mas Hafidz ini? 50 juta  bisalah ya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline