Jumpa lagi denganku yang hobby nulis kuliner. Eh itu artinya hobby makan juga ya. Jadi malu. Setiap saat bawaannya mau makan dan ngemil saja. Makanya bodiku semakin bulat saja. Tapi tak apalah yang penting sehat kan.
Hari ini aku masak sayur jantung pisang atau di daerahku biasa di sebut "ontong". Si jantung pisang kali ini aku masak lodeh saja. Selain rasanya gurih, juga mengenyangkan.
Seperti sayur lodeh lainnya sayur jantung pisang ini menggunakan bumbu bawang merah, bawang putih, cabe, garam dan gula. Bedanya kali ini aku tambahkan kemiri, lengkuas, daun jeruk dan kunyit.
Cara membuatnya, rebus bagian dalam jantung pisang, hari ini aku masak 2 buah jantung pisang(hilangkan 2 atau 3 lembar bagian luar), setelah matang hilangkanlah terlebih dahulu bagian yang keras dari bunganya (kecil memanjang seperti lidi) agar tidak mengganggu ketika dimakan.
Goreng 12 siung bawang merah, 6 siung bawang putih, 15 buah cabe rawit, 3 buah kemiri dan 1 ruas kunyit. Setelah digoreng haluskan dengan cobek.
Panaskan santan encer 1500 ml sampai hampir mendidih, masukkan bumbu yang sudah dihaluskan, masukkan pula 3 lembar daun jeruk purut, lengkuas dimemarkan, garam halus, gula dan kaldu jamur secukupnya.
Setelah bumbu meresap, masukkan 500 ml santal kental dan aduk kembali sampai mendidih lagi. Jangan lupa tes rasa, setelah pas rasanya, letakkan Sayur Jantung Pisang ke dalam mangkuk.
Sayur Jantung Pisang sudah terhidang, lezatnya nendang bikin lidah bergoyang.
Semenjak WFH, aku jadi rajin masak. Ada saja yang ingin kumasak. Entah itu sayur ataupun jajanan. Inilah salah satu hikmah dibalik musibah. Meskipun WFH, namun lembaga di mana aku bekerja, tetap memberlakukan piket.
Setiap hari ada 2 orang yang piket. Namun, karena terkait tugas tambahan yang diberikan padaku, mau tidak mau hampir setiap hari aku tetap masuk.
Nah, untuk mengantisipasi agar waktu makan siang tidak usah keluar untuk beli nasi bungkus, aku selalu membawa bekal dari rumah. Seperti hari ini, aku membawa nasi dan Sayur Jantung Pisang. Tidak hanya untuk dimakan sendiri, namun juga aku tawarkan kepada guru piket.