Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Filsuf Barat Tentang Manusia

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

PANDANGAN FILSUF BARAT TENTANG MANUSIA

bagaimanakah pandangan beberapa filsufbarat tentang manusia? Untuk menemukan jawabnnya, mari kita baca penjelasan di bawah ini:

1.Filsuf Plato

Ia memandang manusia terdiri dari jiwa dan tubuh. Dua elemen manusia ini memiliki esensi dan karakteristik yang berbeda. Jiwa adalah zat sejati yang berasal dari dunia sejati, dunia idea. Jiwa tertanam dalam tubuh manusia. sementara tubuh manusia adalah zat semu yang akan hilang lenyap bersamaan dengan kematian manusia. sedangkan ide tetap abadi. Sesuatu yang abadi terperangkap di dalam sesuatu yang fana, itulah nasib jiwa. Tubuh adalah penjara bagi jiwa. Sebagai zat yang berasal dari dunia idea, jiwa selalu ingin kembali ke dunia sejati itu. Manusia yang bagian sejatinya adalah jiwa yang terperangkap dalam tubuh, selalu merasa tidak bebas selama tubuhnya mengungkung jiwanya. Untuk membebaskan jiwa dari dunia fana dan kembali ke dunia idea, manusia harus memenuhi dirinya dengan hal-hal yang menjadi sifat utama dari jiwa. Sifat utama itu adalah rasionalitas, keutamaan moral dan kabajikan selama hidup di dunia ini.

2.Filsuf Aristoteles

Menurut pandangan aristoteles manusia adalah “animal rationale” karena menurutnya ada perkembangan yang terjadi pada manusia. Berbeda dengan Plato, ia memandang manusia sebagai satu kesatuan. Tubuh dan jiwa adalah satu substansi. Perbedaan keduanya bukan perbedaan esensial. Bagi Aristoteles jiwa manusia tidak terpenjara dalam tubuh. Ketidakbebasan manusia bukan dalam kondisi terpenjaranya jiwa oleh badan melainkan ketidakmampuan mereka menggunakan keseluruhan sistem psiko-fisik dalam memahami alam semesta dan ketidakmampuan mengembangkan dirinya dalam kehidupan sehari-hari,termasuk kehidupan sosial. Tujuan hidup manusia adalah mencapai kebahagiaan, tetapi bukan kebahagiaan yang hedonistik, bukan yang semata mementingkan kenikmatan fisik. Kebahagiaan manusia adalah kebahagiaan yang dicapai dengan tindakan-tindakan  rasional .

3.FilsufThomas Aquinas

Thomas mengajarkan bahwa pada mulanya manusia mempunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat tuhan. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, rahmat tuhan (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna.Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan rahmat adikodrati.

4.Filsuf Augustinus

Menurut Augustinus manusia perlu mengendalikan nafsu seksnya. Ia juga telah merasakan bagaimana menahan nafsunya, saat ia memutuskan untuk bertaubat.Menurutnya manusia juga mempunyai kuasa untk berkehendak seperti tuhan. Tetapi terkadang manusia menggunakan kehendak itu dengan cara yang salah, seperti mengatakan kata-kata kotor dan fitnah.

5.Rene Descartes

6.Karl Mark

Karl Mark melihat manusia melalui strukturnya yang lebih kompleks yaitu masyarakat. Marx menyampaikan pendapatnyamengenai manusia melalui pandangan materialis, tepatnya pandangan materialis yang memiliki ciri dialektika. Materi ataupun gerak material dalam filasafat materialisme berbeda dengan pengertian harafiah materi yaitu benda yang bergantung pada penginderaan. Marx telah menyempurnakan pandangan materialis feurbach dengan melengkapi gerak dan hubungan material dengan manusia, ia mencerabut terminology materi yang dehumanistik sebagaimana terminologi materi kaum atomik danmaterialisme tradisional sebelumnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline