Lihat ke Halaman Asli

Budaya Masyarakat Desa Wirowongso

Diperbarui: 17 April 2017   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Masyarakat wirowongso adalah suatu desa yang terpencil yang terletak di kabupaten jember. Desa ini mempunyai banyak budaya diantaranya adalah turun tanah (tedak siten) tradisi ini dilakukan secara turun temurun yang dilakukan kepada anak usia 8 bulan. Tradisi ini tidak hanya menyebar di jawa, tetapi menyebar diseluruh Indonesia. Mereka beranggapan bahwa tradisi ini merupakan symbol bagi kalangan jawa untuk mengisyaratkan dalam usia tersebut seorang nanak sudah saatnya kembali ke tanah, menginjakkan kakinya untuk pertama kalinya ke tanah.

Rangkaian-rangkain pada tradisi ini mempunyai berbagai makna juga keunikan tersendiri bagi masyarakat jawa, bahkan terdapat pesan moral didalamnya, salah satunya ialah, memilih beberapa benda yang telah disiapkan sebelumnya. Missal, anak tersebut memilih buku maka kelak anak tersebut akan sesuai dengan yang dipilih pertamanya yaitu akan menjadi orang yang cerdas. Tradisi memilih ini menunjukkan arti perjalanan hidup seorang anak kelak, sesuai dengan apa yang pertama kali dipilihnya.

Perlengkapan-perlengkapan prosesi turun tanah diantaranya:

  • Jenang, yang menunjukkan arti bahwa anak tersebut akan menyelami ilmu seperti isi jenang yang ada didalamnya.
  • Air yang didalamnya terdapat macam bunga
  • Benda-benda pilihan seperti, al qur;an, buku, bolpoin, dan uang, yang didalamnya mengandung arti tersendiri, sesuai dengan apa yang diambilnya nanti.

Prosesi pelaksanaan tradisi turun tanah:

  • Anak tersebut dimandikan terlebih dahulu dengan tujuan anak tersebut kembali pada awalnya yaitu fitrah.
  • Menginjakkan pertama kali ke jenang dengan tujuan agar anak tersebut menjadi kuat dan kokoh untuk menapaki kehidupannya.
  • Mengibaskan air bunga kepada anak undangan yang ikut hadir dalam pelaksanaan tradisi turun tanah tersebut, yang berbarengan dengan menjalankan anak ke tanah.
  • Mengambil benda yang telah disediakan, tradisi ini mengisyaratkan bahjwa apa yang dipilih anak tersebut akan menjadi jalan kehidupannya kelak, diantaranya, arti-arti benda-benda tersebut yaitu:
  • Buku, mengandung arti anak tersebut akan cerdas kelak
  • Al-qur’an, mengandung arti anak tersebut akan menjadi ahli qur’an
  • Bolpoin, mengandung arti anak tersebut akan menjadi seorang penulis
  • Uang, mengandung arti bahwa kelak anak tersebut akan rajin bekerja
  • Mengadakan doa-doa dan khotmil qur’an, dengan tujuan agar anak tersebut bisa meraih kesuksesan dalam menjalani kesuksesannya.
  • Pada malam harinya dilanjutkan dengan pembacaan sholawat yang tujuannya sama dengan diatas agar anak tersebut selamat dan lancer dalam menjalani kehidupannya.
  • Kesimpulan
  • Tradisi ini digelar sebagai bentuk harapan agar anak tersebut sesuai dengan harapan orang tua dan mampu menjadi orang yang bergiuna bagi bangsa, Negara, dan agama,dan  tradisi ini digelar untuk menginjakkan kaki si anak yang pertama kalinya dibumi. Turunnya anak ke tanah sebagai symbol rasa syukur atas  karunia yang diberikan kepada keluarga. Didalamnya mengisyaratkan berbagai macam benda seperti berdo’a, makanan, barang, bunga dan lain-lain. Benda ini menujukkan hubungan tiga dimensi yaitu tuhan, alam dan sesama manusia.



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline