Lihat ke Halaman Asli

Best Practice Pembelajaran Matematika pada Fase A di Kelas 1

Diperbarui: 19 Juli 2023   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

      Matematika adalah bidang ilmu yang mencangkup studi tentang Bilangan, Rumus, struktur, bangun dan ruang dimana tempat mereka berada.  Namun ada juga beberapa ahli yang mengatakan bahwa  matematika itu menerapkan konsep Aritmatika, Aljabar, dan Geometri yang biasa digunakan untuk perhitungan dan dapat digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

      Pembelajaran Matematika adalah salah satu bidang studi yang wajib di pelajari peserta didik dari SD hingga SMA bahkan Perguruan Tinggi karena sangat penting dan dapat  diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga perlu adanya pembelajaran Matematika untuk menanamkan konsep dari peserta didik sejak di Sekolah Dasar kelas 1 terutama pemahaman tentang Bilangan Cacah. Untuk mempelajari Bilangan Cacah bisa dengan melalui materi Membandingkan Jumlah Benda.

      Namun saya sebagai guru kelas 1 merasa tidak banyak peserta didik saya yang bisa langsung memahami materi ketika saya menjelaskan sehingga hasil belajarnya masih banyak yang dibawah  KKM. Setelah saya melakukan refleksi, saya mengetahui penyebab hal tersebut terjadi yaitu karena saya tidak menggunaka metode pembelajaran yang bervariasi, tidak menggunakan model  pembelajaran yang inovatif dan tidak menggunakan alat peraga yang menarik. Oleh karena itu, saya mencari kajian literatur dan melakukan wawancara kepada kepala sekolah beserta teman sejawat untuk menemukan  solusi dari permasalahan tersebut. Sehingga saya menemukan solusi  untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Membandingkan Jumlah Benda di kelas 1 SD yaitu dengan menggunakan metode Tanya jawab, menggunakan media benda kongkrit dan menggunakan model PBL (Problem Based Learning).

      Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum memulai pembelajaran seperti Modul Ajar Berbasis HOTS (High Order Thinking Skill), Bahan Ajar,  Materi Ajar yang berbasis TPACK (Technological Pedagogical Content Knowledge), Instrumen Penilaian, Benda Kongkrit, Proyektor, Leptop dan Speaker. Hal tersebut perlu dilakukan supaya peserta didik bisa belajar sesuai perkembangan  zaman di Era Milenial pada saat ini dan sesuai kebutuhan peserta didik.

      Penerapan pembelajaran Matematika pada materi Membandingkan Jumlah Benda dengan Metode Tanya Jawab melalui Model PBL dan Media Benda Kongkrit yaitu berawal dari Orientasi pada Masalah, kemudian Mengorganisasikan Peserta Didik dengan mengelompokkan 5/6 peserta didik dalam 1 kelompok, lalu Membimbing Penyelidikan, Mengembangkan dan Menyajikan Hasil, serta Menganalisis dan Mengevaluasi hasil diskusi.

      Setelah melakukan pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa pembelajaran Matematika pada materi Membandingkan Jumlah Benda dengan Metode Tanya Jawab melalui Model PBL dan Media Benda Kongkrit Sangat Efektif meningkatkan hasil belajar peserta didik karena dengan pembelajaran tersebut peserta didik lebih aktif, mudah memahami materi yang disampaikan, berkolaborasi, berpikir kritis dan dapat memecahkan permasalahan yang disajikan.

      Oleh karena itu, saya merasa pengalaman saya ini perlu dibagikan  kepada teman-teman guru yang lain yang mungkin mengalami permasalahan yang sama dengan saya sehingga hal ini bisa dijadikan sebagai bahan referensi untuk memecahkan permasalahan yang mereka hadapi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline