Lihat ke Halaman Asli

Siti Fatimah

SDN Grogol Selatan 01

Pertemuan di Stasiun Kereta

Diperbarui: 22 September 2022   10:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nadya baru saja diterima menjadi ASN di ibukota Jakarta tercinta. Setelah melewati 3 tahapan tes,  akhirya Nadya diumumkan masuk menjadi jajaran mantu idaman para mertua. 

Ya, di negeri ini menjadi ASN adalah incaran banyak pencari kerja, karena selain masa tua yang terjamin, ASN adalah profesi calon menantu yang menjadi idaman para mertua.

Sebelumnya Nadya adalah guru honorer di salah satu sekolah negeri di kota Solo. Sebelum wisuda, Nadya mengirim lamaran ke SD Pajang II. 

Kebetulan salah satu guru di SD tersebut baru saja mengajukan pindah tugas, sehingga lamaran Nadya langsung diterima oleh kepala sekolah. Sudah  hampir 2 tahun Nadya  mengajar di sekolah tersebut. Sebagai mahasiswa lulusan PGSD, tentu Nadya ingin menjadi ASN seperti rekan-rekan guru seniornya.

Kebetulan tahun itu pemerintah membuka tes penerimaan ASN. Nadya tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Setiap hari dia selalu membuka internet untuk mencari informasi mengenai syarat dan ketentuan penerimaan ASN tahun itu.  Tahapan demi tahapan tes dilalui Nadya dengan penuh semangat, hingga akhirnya cita-citanya dan cita-cita orang tuanya pun terwujud.

Hari Senin besok Nadya mendapat undangan penerimaan Surat Keputusan (SK) di gedung Balaikota DKI Jakarta. Itu artinya mulai Senin pula dia akan berdinas sebagai ASN di kota metropolitan itu. Pengumuman undangan ini baru diterima Nadya Jumat sore, sepulangnya Nadya dari mengajar les. 

Nadya cukup panik mendapat info yang mendadak itu. Satu sisi dia senang karena SK yang dinanti-nantinya akhirnya keluar, tetapi di sisi lain dia belum mempersiapkan segala sesuatunya. Hari Sabtu pun Nadya masih harus mengajar di SD Pajang II. 

Sepulang sekolah Nadya mulai mengemasi barang-barang dari kost-an nya. Beberapa barang dia minta dibawa pulang oleh kakaknya ke rumah, beberapa lagi akan dia bawa ke stasiun untuk dibawa ke Jakarta malam ini. Nadya memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan kereta, selain karena lokasi stasiun yang dekat dengan kost-annya, kereta juga dinilai tepat waktu dan tidak terkena macet layaknya bus.

Cukup banyak barang bawaan Nadya malam ini, bahkan ada satu tas besar yang tak masuk ke bagasi atas, Nadya terpaksa menaruh tas itu di bawah kakinya. Seorang lelaki muda menyapa Nadya dengan ramah, "Permisi mbak, disini kursi 4C ya?" Tanyanya membuat Nadya yang sedari tadi menatap layar HP menoleh. 

"Oh iya mas, benar," jawab Nadya lembut. Lelaki itu pun menaruh tasnya di bagasi atas, lalu duduk di samping Nadya. Ini adalah pengalaman kedua Nadya pergi sendirian naik kereta api, sebelumnya, saat tes seleksi ASN, dia selalu bersama teman kuliahnya. Namun, saat tes penerimaan terakhir dia berangkat sendiri, karena teman-temannya gugur di tes sebelumnya. 

Beberapa saat kemudian, lelaki muda itu mencoba membuka obrolan dengan Nadya. "Barangnya banyak banget Mbak, mau pindahan ya?" tanyanya memecah keheningan. "Oh, iya Mas, saya baru saja diterima kerja di Jakarta jadi bawa banyak barang," jawab Nadya polos. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline