Lihat ke Halaman Asli

Siti Fatimah

SDN Grogol Selatan 01

Kikan dan Guci Paman Rusa

Diperbarui: 23 Agustus 2022   06:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Siang ini Kikan ,si Kancil, sedang suntuk di rumah. Dia ingin main tapi tak tahu harus main kemana. Dia teringat kemarin paman Rusa baru saja syukuran rumah baru, akhirnya dia memutuskan untuk main ke rumah paman Rusa. Kikan pun berpamitan kepada ibunya.
"Ibu, bolehkah aku main ke rumah paman Rusa?" Tanya Kikan.
"Iya sayang, hati-hati ya di jalan dan selama disana jaga sikapmu ya," pesan ibu kepada Kikan.
"Iya, baik ibu," jawab Kikan.
Dia langsung berangkat ke rumah paman Rusa. Sepanjang perjalanan, Kikan berlari kecil sambil bernyanyi riang. Setiap bertemu hewan lain, Kikan selalu menyapa. Kikan memang anak ramah dan periang.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Kikan sampai di rumah paman Rusa. Tak lupa Kikan mengucapkan salam.

"Assalamualaikum.. Paman Rusa," sapa Kikan dari luar pintu.
"Waalaikumsalam..eh Kikan, sini masuk," ajak paman Rusa.
"Wah, rumah Paman bagus sekali, aku senang bermain disini," puji Kikan.
"Terima kasih Kikan, sini mainlah bersama Ruki," kata paman Rusa.
Ruki adalah anak paman Rusan yang seumuran dengan Kikan. Mereka asik bermain bersama. Saat sedang asik main kejar-kejaran, tanpa sengaja Kikan menyenggol guci milik paman Rusa. Guci itu pun terjatuh dan pecah. Ruki dan Kikan sontak kaget dan terdiam. Ruki langsung berlari menemui ayahnya dan mengadukan kejadian ini. Kikan bingung harus bagaimana.
"Maafkan aku paman Rusa, aku tidak sengaja menyenggol guci ini dan akhirnya pecah, aku akan membereskan pecahan guci ini," kata Kikan.
"Iya Kikan, tidak mengapa, ayo paman Rusa bantu untuk membereskannya," kata pama Rusa.
Kikan dan paman Rusa sudah selesai membereskan puingan guci itu. Kikan pun berpamitan pulang. Sampai di rumah, Kikan terus kepikiran akan kejadian itu. Dia berpikir bagaimana caranya agar bisa mengganti guci paman Rusa yang pecah. Kikan tidak mengadukan hal ini kepada ibunya, karena ia khawatir kalau ibunya akan marah. Diam-diam Kikan memecahkan celengannya. Ia mulai menghitung uang tabungannya. Setelah dihitung, ternyata uang tabungan Kikan belum cukup banyak. Kikan mencari cara agar bisa mendapatkan uang untuk membelikan paman Rusa guci yang baru .
Hari-hari ini ibu Kikan mendapat pesanan kue yang banyak, kue ibu Kikan memang terkenal enak dan lezat. Kikan pun membantu ibunya dengan penuh semangat. Setelah selesai membantu, ibu memberikan uang kepada Kikan sebagai hadiah atas sikapnya yang rajin. Kikan merasa sangat senang. Ia mengumpulkan uang pemberian ibu. Setelah terkumpul, semua uang Kikan dihitung, ia merasa sudah cukup untuk dibeilakn guci. Akhirnya Kikan pergi ke toko guci. Ia mencari guci yang mirip dengan guci yang dipecahkannya. Yeay, Kikan mendapatkannya.
Kikan langsung membawanya ke rumah paman Rusa. Betapa terkejutnya paman Rusa karena Kikan telah bertanggung jawab untuk mengganti gucinya yang pecah, padahal paman Rusa tidak meminta Kikan untuk menggantinya.
"Ya ampun Kikan kamu sungguh hebat, paman bangga karena kamu telah berusaha bertanggung jawab atas kesalahan yang kamu lakukan," puji paman Rusa.
"Iya Paman, semoga paman mau memaafkan kesalahanku ya," ucap Kikan.

Pesan moral : Kita harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kita perbuat.
Siti Fatimah

23.08.2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline