Lihat ke Halaman Asli

Siti Maysaroh

Mahasiswa

Dampak Normalisasi Budaya Patriarki pada Kesetaraan Gender di Era Modern

Diperbarui: 20 Maret 2024   10:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Budaya patriarki dan budaya modern mempengaruhi kesetaraan gender di Indonesia dengan berbagai cara. Budaya patriarki adalah sistem atau budaya yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam masyarakat, sementara perempuan dijadikan posisi kedua. Sedangkan pada budaya modern, perempuan memiliki kekuatan dan kebebasan yang lebih kuat dalam menentang budaya patriarki, tetapi tetap masih ada kesetaraan yang harus diberlakukan. 

Budaya patriarki masih sangat merugikan pihak perempuan, sehingga perempuan yang sadar ketidaksetaraan gender ini mulai menjadi aktif dalam mengalahkan budaya patriarki. Hal tersebut berdampak antara lain sebagai berikut:

  • Domestikasi perempuan. Status perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki, sehingga perempuan harus bergantung pada laki-laki dan melayani mereka. Akan dianggap wanita sejati jika ia patuh melakukan pekerjaan rumah tangga tanpa imbalan. 
  • Ketidaksetaraan sosial. Budaya patriarki menyebabkan perempuan terbatas dalam pendidikan, kepemimpinan, dan hubungan antara laki-laki dan perempuan. 
  • Ketidaksetaraan ekonomi. Budaya patriarki mengakibatkan perempuan tidak memiliki kemampuan ekonomi yang sama dengan laki-laki. Kerja laki-laki saja yang layak dikompensasi, sementara kerja perempuan tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline