Lihat ke Halaman Asli

Siti Masyitoh

Mahasiswa Universitas Hasyim Asy'ari

Antara Modernisasi dan Tradisi, Kebijakan Pendidikan Islam di Negara-Negara Muslim dalam Pusaran Globalisasi

Diperbarui: 8 Oktober 2024   06:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Opini publik di media online sering kali berfokus pada perdebatan antara pendidikan sekuler dan agama, namun ada elemen-elemen penting yang kurang diperhatikan: bagaimana kebijakan pendidikan Islam di negara-negara Muslim berkembang di tengah tekanan modernisasi dan globalisasi.

 Banyak negara Muslim mengadopsi kebijakan pendidikan yang berusaha mengharmonisasikan nilai-nilai tradisi Islam dengan kebutuhan modern, namun proses ini sering kali menyimpan tantangan besar. Opini ini akan mengeksplorasi bagaimana kebijakan pendidikan Islam berevolusi di negara-negara Muslim, dengan fokus pada aspek yang jarang dibahas namun sangat relevan di dunia saat ini.

Tantangan Globalisasi terhadap Pendidikan Islam Tradisional

Transformasi Kurikulum Pesantren dan Madrasah: Di beberapa negara seperti Indonesia dan Malaysia, pendidikan Islam melalui lembaga tradisional seperti pesantren dan madrasah mulai mengintegrasikan kurikulum umum dengan fokus sains, teknologi, dan pendidikan karakter. Namun, globalisasi memaksa institusi-institusi ini untuk menyesuaikan kurikulum mereka dengan tuntutan pasar tenaga kerja global tanpa menghilangkan identitas keislaman mereka.

Tekanan untuk Mengadopsi Pendidikan STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika): Banyak negara Muslim mengalami tekanan untuk mengutamakan pendidikan STEM, yang dianggap lebih sesuai dengan tuntutan pasar global. Namun, fokus ini kadang bertabrakan dengan pendidikan berbasis nilai spiritual dan agama, menimbulkan debat mengenai keseimbangan antara ilmu modern dan tradisi keislaman.

Pendidikan Islam sebagai Alat Soft Power di Negara-Negara Muslim

Diplomasi Pendidikan oleh Negara-Negara Muslim: Negara seperti Turki dan Arab Saudi secara strategis memanfaatkan kebijakan pendidikan Islam sebagai alat soft power. Mereka mendirikan universitas Islam internasional atau memberikan beasiswa untuk mahasiswa asing, menyebarkan versi interpretasi Islam mereka ke seluruh dunia. Ini berdampak pada bagaimana kebijakan pendidikan Islam dipersepsikan di negara-negara Muslim lain, serta membentuk pandangan tentang Islam secara global.

Pendidikan Islam di Bawah Pengaruh Ideologi Politik: Negara-negara Muslim seperti Iran dan Mesir memiliki kebijakan pendidikan Islam yang sering kali didasarkan pada ideologi politik tertentu. Sistem pendidikan di negara-negara ini berfungsi sebagai alat untuk memperkuat agenda politik dalam negeri, yang kemudian berdampak pada opini global tentang Islam dan pendidikan Islam.

Pengaruh Kebijakan Barat dalam Reformasi Pendidikan Islam

Dampak Kebijakan Pembangunan Barat dan Bantuan Pendidikan: Banyak negara Muslim yang menerima bantuan pendidikan dari negara-negara Barat atau lembaga internasional seperti UNESCO dan Bank Dunia, sering kali diarahkan untuk mendorong reformasi sistem pendidikan Islam. Meski ini sering kali dilihat sebagai upaya baik, pengaruh eksternal ini juga menimbulkan perdebatan di antara kalangan konservatif yang khawatir pendidikan Islam kehilangan identitas aslinya.

Krisis Nilai dalam Pendidikan Islam: Dengan pengaruh besar kebijakan Barat, ada kekhawatiran di beberapa negara Muslim bahwa pendidikan Islam mulai meninggalkan nilai-nilai fundamentalnya. Ini menciptakan krisis nilai di antara para pendidik dan pembuat kebijakan, yang harus menemukan cara untuk menyeimbangkan antara modernitas dan spiritualitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline