Daun Kering
Siti Mahdurrotul Wahidah
semilir angin sore menyibak dedaun kering itu,
menerbangkannya seolah ingin kembali tertanam,
pada ranting-ranting yang telah ditinggalkannya,
sore itu kita berkerumun menghitung bayaknya daun jatuh,
menengadahkan tangan menghitung napas kebersamaan kita,
jingga yang menguar laksana rumah dan kehangatannya,
tapi ini bukan rumah kita,
ini tidaklah abadi,
pada waktu yang terpatri,