Lihat ke Halaman Asli

Puisi: Semusim

Diperbarui: 26 November 2024   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indahnya musim semi | Pexels.com/Anne-sophie Parent

Kala musim semi aku berbahagia
Pucuk-pucuk bunga mekar di taman
Angin lembut menyapa rumput basah
Oh pagi yang cerah lahirkan harapan
Bulan berganti musim semi berarak pergi
Sorot mentari di balik awan mengamati
Buah menjuntai ranumnya sebentar lagi
Kumbang berkerumun dekat bunga yang mati
Oh inikah duka lara itu?
November yang syahdu
Hujannya membawa rindu
Namun mendung mengisi hatiku
Pernikahan di tanggal tiga puluh
Debar serta cinta hanya untukmu
Telah gugur terbawa angin riuh
Badai itu; si perempuan bermata sayu

-Bekasi, 23 November 

***

Baca juga: Syukur
oleh sitikus.nl

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline