Lihat ke Halaman Asli

Siti Khairun Nisa

MAHASISWI UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

Pendidikan Multikultural, Berbasis Muatan Lokal Bahasa Banjar

Diperbarui: 20 Juni 2024   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara besar yang masyarakatnya memiliki kebudayaan dan bahasa yang berbeda beda. Kekayaan bahasa lokal tersebut telah lama hidup dan menjadi alat komunikasi dalam hubungan sosial. Pada abad ke-20, globalisasi telah menjadi salah satu faktor paling berpengaruh terhadap perubahan dan pergeseran norma serta nilai budaya yang berlaku dalam tatanan sosial masyarakat. Perubahan yang telah nampak jelas mempengaruhi cara pandang generasi muda sekarang terhadap norma-norma yang ada di daerah mereka, yang banyak membuat etika dan sopan santun dan sering sekali dipandang sebagai hal yang ribet dan tidak praktis. Tutur bahasa di berbagai daerah di Indonesia tidak pernah terbebas dari nilai kebudayaan. Hal ini dapat terkikisnya rasa kecintaan generasi muda terhadap bahasa lokal, termasuk di dalamnya penggunaan bahasa daerah dalam berkomunikasi.

Di tengah arus globalisasi yang semakin berkembang, sangat penting bagi suatu masyarakat untuk memelihara dan memperkuat identitas budayanya. Melalui adanya pendidikan karakter berbasis kebudayaan lokal yang diterapkan di sekolah, peserta didik dapat lebih meningkatkan kecintaan mereka terhadap budaya daerahnya sendiri. Adanya pendidikan multikultural berbasis muatan lokal ini memberi dampak baik pada nilai-nilai penanaman karakter dan cinta tanah air. Penanaman nilai-nilai karakteristik daerah kepada peserta didik dapat di harapkan untuk meningkatkan kecintaan dan pembentukan karakteristik peserta didik. Penanaman karakter cinta tanah air melalui muatan lokal dengan pembudayaan dan penguatan bahasa Banjar.


Hubungan Pendidikan Multikultural dan Muatan Lokal

Pendidikan Multikultural berbasis Muatan Lokal dapat digunakan untuk memecahkan berbagai masalah. Selain itu, pendidikan berbasis muatan lokal bahasa B   anjar memberikan pemahaman kepada perserta didik tentang nilai-nilai kearifan lokal, kebudayan  dan memberi pengetahuan dasar atas keberagaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dan peduli upaya untuk menjaga keberagamannya. Hubungan ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat patriotisme, sikap nasionalisme, hingga nilai kebudayaan peserta didik tanpa adanya etnostrisme. Pada tinggat lokal, pendekatan pendidikan multikultural harus dilakukan secara kontekstual. Dengan demikian adanya pendidikan yang berbasis muatan lokal bahasa banjar,  peserta didik akan lebih banyak rasa hormat terhadap keberagaman dan berbagai aspek seperti bahasa daerah mereka.

Implementasi Pendidikan Multikultural 

Pendidikan multikultural dapat diimplementasikan melalui:

  • Integrasi kurikulum yang relevan

Integrasi kurikulum yang relevan dalam pendidikan bukan hanya tentang memasukkan materi multikultural ke dalam kurikulum, tetapi tentang menciptakan lingkungan belajar yang inklusif, setiap siswa merasa dihargai dan diwakili.

  • Melakukan metode pendekatan pembelajaran

Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif yang berfokus pada pengakuan, penghargaan, dan pemahaman terhadap keberagaman budaya serta pengalaman individu dalam konteks pendidikan.

  • Model pembelajaran yang mengedepankan paradigma kebersamaan

Model pembelajaran yang menekankan pentingnya kerja sama, penghargaan terhadap keberagaman dan inklusi. Sekolah tidak hanya menjadi tempat siswa belaajar materi akademis. Memperoleh keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang penting untuk hidup dan berkerja dalam masyarakat yang semakin kompleks dan beragam budayanya.

  • Menerapkan toleransi dan saling menghormati keberagaman
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline