Lihat ke Halaman Asli

Belajara Bahasa Indonesia Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

Diperbarui: 20 Februari 2024   11:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

KEBERHASILAN dunia pendidikan sangat bergantung pada pembelajaran di kelas. Karena sebuah proses pembelajaran dapat memberikan pengetahuan yang akan menjadi bekal peserta didik di masa depan.

Proses pembelajaran tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar dari guru ke siswa. Belajar adalah kegiatan dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan wawasan. Untuk menunjang keberhasilan pembelajaran, dibutuhkan sebuah inovasi dalam dunia pendidikan.

Inovasi baru sangat diperlukan untuk membuat dunia pendidikan semakin maju dan berkembang. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa tidak dibebankan pada pemberian materi saja. Akan tetapi juga pada pengembangan diri agar lebih kreatif, inovatif, dan pembelajaran bisa berpihak pada peserta didik. Harapannya hasil belajar peserta didik dapat meningkat.

SMP Negeri 3 Songgom merupakan sekolah di daerah pedesaan yang input siswanya tergolong dalam akademik rendah. Khususnya pada kelas VIII pelajaran bahasa Indonesia materi Buku Fiksi dan Non Fiksi.

Guru menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga banyak siswa yang tidak memperhatikan penjelasan, cenderung pasif, dan kesulitan dalam menjawab pertanyaan. Maka dari itu perlu adanya sebuah inovasi pembelajaran dalam menyampaikan materi dengan menentukan strategi dan model pembelajaran yang tepat.

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) menjadi salah satu pilihan yang tepat dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Keefektifan model ini adalah siswa lebih aktif dalam berfikir dan memahami materi secara berkelompok.

Model pembelajaran PBL (problem based learning) merupakan pembelajaran penalaran yang nyata atau konkret dapat diterapkan secara komprehensif. Sebab dalam pembelajaran ini peserta didik dihadapkan pada sebuah permasalahan dan sekaligus memecahkan masalah tersebut (Rahmat, 2018).

Dengan adanya kerja kelompok kecil dan berdiskusi tentang masalah yang dihadapkan, siswa mencari penyelesaian masalah sehingga dapat membangun cara berfikir mereka (Sugiyanto, 2019). Adapun langkah-langkah model pembelajaran PBL yang kami lakukan adalah penyajian masalah, pengorganisasian kelompok pencarian informasi. Kemudian diskusi kelompok, penyusunan solusi, presentasi solusi, refleksi, serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif.

Pada awal penerapan di kelas VIII D SMP Negeri 3 Songgom yang berjumlah 32 siswa ditemukan bahwa pembelajaran bahasa Indonesia tentang Buku Fiksi dan Non Fiksi, masih kurang memuaskan. Dibuktikan dengan perolehan nilai yang masih banyak di bawah standar. Hal ini menggambarkan hasil belajar siswa yang rendah.

Untuk meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran, PBL di kelas VIII D SMP Negeri 3 Songgom dilakukan 2 tahap pembelajaran. Teknik evaluasinya menggunakan observasi dan tes pada setiap akhir pembelajaran pertahap.

Hasil dari pembelajaran dengan model PBL menyatakan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VIII D pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa pada tahap pertama 66% menjadi 86% pada tahap kedua. Artinya, persentase ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami kenaikan yang sangat baik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline