Lihat ke Halaman Asli

Ragunan

Diperbarui: 25 Juni 2015   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Malam itu bulan tampak bersahabat menampakan cahaya terang sepenuhnya. Udara dingin pun terasa sejuk yang membelai kulitku. Waktu diarlojiku telah menunjukan tepat pukul 8 malam. Aku berada di pekarangan rumah sahabatku yang tak lain adalah Mile. Seperti biasa, aku berkunjung kerumahnya, untuk melepas rindu dan kengen bercengkrama bersama.

“sombong banget sih sekarang, baru inget sama gw?” Mile berucap.

“bukan begitu Mil, lu ga tau sih PR gw selalu numpuk, baru sekarang gw ada waktu main kesini!” jawabku sambil tersenyum kecil.

Setelah beberapa menit kami bercengkrama, Nanda datang. Dia juga merupakan sahabatku yang rumahnya percis tepat dirumah Mile. Kami bertiga ibarat ban beca yang selalu bersama. Bahkan saat SMP dulu kami pernah dijuluki dengan sebutan three angel.

“eh ada Hume, dikirain siapa?” Nanda datang tidak memakai sendal yang merupakan kebiasaannya itu.

“hehehe, iya dong. Ada Hume disini.” Jawabku

Mile mengungkapkan rasa inginnya untuk bisa jalan-jalan bersama. Aku dan Nanda pun menyambutnya dengan antusias. Mengingat sebentar lagi adalah libur panjang dan waktu yang tepat untuk bertamasya bersama. Saat itu pun aku teringat, bagaimana kalo sekalian saja diadakannya reuni SMP bersama. Namun kami pun bingung. Kemanakah kami akan pergi karena banyak sekali tujuan yang terbenak di pikiran kami. Akhirnya atas rembukan bersama telah terpilih tujuan yang akan kami tuju yaitu Ragunan.

Semenjak itu aku sering kerumah Mile untuk menghubungi teman–teman SMP supaya bisa ikut bertamasya bersama dan tentunya agar bisa melepas kangen karena telah lama tidak bertemu dan sekarangpun telah berbeda sekolah. Untung saja Mile yang selalu memiliki gratisan pulsa yang memudahkan kami untuk menghubungi teman-teman. Dan jawabannya pun beragam. Ada yang senang ada pula yang kesal karena pemberitahuan yang mendadak mengingat uang dikantong yang tidak mencukupi.

Aku berharap, apa yang aku Mile dan Nanda rencanakan bisa berjalan lancar. Kerena ini sudah H-2 keberangkatan. Seperti biasa aku duduk didepan rumah mile sambil menghubungi kembali teman-temanku untuk kepastian. Aku tidak sangka, dari sekian banyak yang kami hubungi jawabannya sama yaitu tidak ikut dengan berbagai alasan. Aku pun kesal. Kalau tahu begitu tidak perlu kami menghubungi semua yang akhirnya pun semua tidak bisa ikut.

Pagi yang cerah, ditemani dengan matahari yang menyinari bumi. Terlihat dedaunan yang basah tertutup embun yang menjadikan indahnya pagi. Aku bergegas ke rumah Mile. Aku tak menyangka. Saat didalam rumah Nanda aku melihat Mia, teman SD ku dulu yang tak lain sepupu dari Nanda. Ternyata Dia ingin ikut kami.Dan akhirnya pun kami berangkat berempat naik transjakarta. Aku bingung, ternyata mereka bertiga tidak tahu rute yang harus dilewati. Meraka hanya mengandalkan aku yang padahal aku pun belum terlalu mengerti rute bus tersebut.

Akhirnya kami sampai dengan selamat sampai tujuan. Didalam ragunan kami mencari tempat yang strategis untuk mengisi bahan bakar kami yang kami siapkan dari rumah.

“ lu bawa apa Nan?” tanyaku penasaran

“ bawa nasi sama daging, lu bawa apa?”

“ gw cuma bawa buah doang, gimana dong?”

Semua tertawa. Karena kanget terheran-heranbawaan yang kami bawa itu saling melengkapi. Nanda yang membawa nasi beserta daging yang kelebihan dan ternyata telah disiapkan oleh ibunya untuk makankami bersama, Mile yang membawa mie. Dan aku pun membawa buah sebagai pencuci mulut.

Kami berkeliling melihat aneka macam ragam binatang, kami pun masuk ke tempat primata, ternyata benar orang Utan memang mirip seperti manusia. Yang membedakan hanya akal saja namun sama-sama ciptaan tuhan. Didalam kami melihat keran air yang airnya pun bisa diminum. Aku menggambilnya dengan botol bawaan ku. Dan kami meminumamnya bersama, tanpa hitungan detik airnya habis, aku pun bergegas mengambilnya kembali. Saat aku mengambilnya, orang yang ada dibelakangku pun berkata” kehausan neng...” muka ku dan teman-teman memerah. Mentang – mentang gratisan maunya nambah.

Sore datang dengan cepatnya, setelah shalat ashar kami bersiap pulang. Saat diharmoni terlihat panjang antrian orang yang akan naik transjakarta, kami pun mengerti bahwa ini adalah saat waktunya pulang kerja. Kami pun mengantri begitu lamanya.

“ kalo misalnya bus nya penuh, kita pisah aja, tapi nanti kita ketemu di kalideres!”ucapku

“ ih ga mau, Nanda ga ngerti, entar nyasar!” dengan polosnya Nanda menjawab

“ kalideres itu pemberhentian terakhir, jadi ga bakal nyasar kok!” aku pun mnejelaskan

“ kita bareng-bareng aja!”

‘ okeh deh!”

Aku tersenyum melihat teman-temanku yang ketakutan. Disaat itu pula ibu ibu yang berada di sebelah kami marah marah tidak jelas.

“udah tau sempit. Malah pada ga mau diem. Nyenggol-nyenggol aja?”

Keningkut mengkerut, kami hanya terdiam. Setelah bus datang, kami bersiap-siap naik.

“ udah Nan jangan dimasukin hati, emang tuh ibu-ibu galak bener. Namanya juga desek-desekan pasti lah nyenggol-nyenggol.”

Ternyata ibu–ibu itu berada percis dibelakangku. Dan kami pun di omeli lagi. Didalam bus terasa begitu panas. Tempat yang kami tuju terasa jauh sekali. Akhirnya kami sampai juga. Tinggal naik anggot kita pun bisa sampai kerumah.

“ dasar tuh ibu-ibu aneh, yah kalo ga mau kesentuh yah naik mobil pribadi, jangan transjakarta.udah tahu tadi busnya penuh.” Mile yang keliatannya naik pitam

“ ya udah sih, jadiin pelajaran aja. Kan udah berlalu.’ Jawabku

Nanda dan Mia hanya tersenyum

Akhirnya perjalanan panjang telah selesai. Sampai ke rumah pun aku tak berdaya, badan ku serasa lemas tak bisa bergerak lagi. Namun itu adalah perjalanan yang unik bagiku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline