Angka lulusan perguruan tinggi khususnya di Indonesia tahun demi tahun terus meroket, amat disayangkan hal ini tidak senada dengan ketersediaannya lapangan pekerjaan yang layak. Kondisi tersebut didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan lebih memilih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Tentu hal ini bisa jadi disebabkan oleh sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan lapangan pekerjaan.
Kembali kepada realita yang terjadi saat ini bahwasannya para lulusan berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerjaan, mereka tidak perduli latar belakang pendidikan (jurusan) yang telah digodog selama bertahun-tahun di kampus, alih-alih daripada menganggur lah yang menjadi alasan utama para lulusan tidak mementingkan hal tersebut, "bekerja tak sesuai kuliah?" bukanlah masalah serius. Namun, tentu saja beberapa orang menganggap bahwa kesesuaian antara kuliah dan pekerjaan adalah WAJIB hukumnya, hal tersebut diyakini bagi mereka yang mengambil jurusan profesi ahli seperti kedokteran, kebidanan, keperawatan, teknik, keguruan, dan lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H