Di antara langkah-langkah yang sunyi,
Ada jejakmu yang tertinggal di hati,
Seperti angin, lembut tapi menusuk,
Membawa rindu yang tak pernah redup.
Waktu berlalu, namun bayangmu tetap,
Menyusup di sela mimpi yang kelam,
Setiap detik terasa begitu hampa,
Karena kenanganmu tak mau lupa.
Bibir ini tak lagi menyebut namamu,
Tapi hatiku selalu merapal bisu,
Di setiap sudut, engkau hadir kembali,
Meski perih, takkan pernah terganti.
Dan aku berdiri di tepi waktu,
Mengenang kita yang tak pernah satu,
Sebuah cerita yang terhapus separuh,
Namun kenangannya tak pernah pulih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H