Di lapangan yang kosong,
kertas-kertas bertebaran,
terbawa angin yang lembut,
menari dalam arus waktu.
Lembaran putih, penuh harapan,
membawa pesan dari masa lalu,
menari bebas tanpa beban,
dalam alunan angin yang penuh rahasia.
Setiap goyangan lembut,
adalah cerita yang tak tertulis,
sebuah puisi yang tidak terdengar,
namun terasa dalam setiap gerak.
Kertas-kertas itu melayang,
seperti mimpi yang mengembara,
menerbangkan kenangan yang tersisa,
dalam hening yang penuh makna.
Angin waktu membisikkan,
kata-kata yang terlupa,
membawa aroma nostalgia,
dari hari-hari yang sudah berlalu.
Di setiap lilitan,
tersembunyi pesan tersembunyi,
sebuah perjalanan yang tak tampak,
namun penuh dengan arti.
Tarian kertas ini berlanjut,
meski waktu terus berjalan,
dan di setiap putaran angin,
ada jalinan kisah yang tak pernah padam.
Dalam tarian ini,
kita belajar tentang perubahan,
bahwa meski kita terbang,
kita tetap terhubung pada akar kita.
Dan ketika angin berhenti,
kertas-kertas itu akan mendarat,
menyisakan jejak lembut,
sebuah kenangan yang abadi dalam hati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H