Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Tanpa Ampunan Luka Tetap Membekas

Diperbarui: 11 Juli 2024   17:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam senyap malam yang hening,
Terdengar isak tangis hati,
Pengkhianatanmu bagaikan badai,
Menghancurkan segala yang pernah kita miliki.

Kepercayaan yang dulu kau minta,
Kau balas dengan dusta dan nista,
Janji-janji manis yang kau ucap,
Kini hanya kenangan pahit yang menyesakkan.

Di balik senyumanmu yang manis,
Tersimpan niat jahat yang tak terlihat,
Hati ini terluka, tak terobati,
Luka menganga, tetap membekas.

Tak ada ampunan untuk pengkhianat,
Luka hati ini terlalu dalam,
Setiap kata yang pernah terucap,
Kini hanyalah bayang-bayang kelam.

Waktu berlalu, namun perih tak hilang,
Kenangan akan dusta tetap mengganggu,
Setiap saat kuingat kebohonganmu,
Hati ini kembali teriris pilu.

Tanpa ampunan, luka tetap membekas,
Tak ada ruang maaf dalam dada,
Pengkhianatanmu meninggalkan jejak,
Yang takkan pernah bisa terhapus selamanya.

Kini aku bangkit dari keterpurukan,
Meninggalkan bayanganmu dalam kegelapan,
Luka ini jadi pelajaran berharga,
Bahwa cinta sejati tak mengenal dusta.

Namun meski langkahku terus maju,
Luka ini akan selalu ada,
Tanpa ampunan, luka tetap membekas,
Pengkhianatanmu abadi dalam ken




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline