Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Akar Kenangan

Diperbarui: 7 Juli 2024   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di bawah tanah yang sunyi, tersembunyi dalam hening,  
Akar kenangan merambat jauh, menggapai masa lalu,  
Mengikat erat setiap momen yang pernah hidup,  
Mengisahkan cerita yang tak pernah pudar.

Setiap serat yang tumbuh dari akar itu,  
Adalah jejak-jejak waktu yang pernah kita lalui,  
Menyimpan tawa, tangis, dan bisikan cinta,
Menjadi saksi bisu perjalanan hidup kita.

Di tengah keramaian dunia yang terus berubah,  
Akar kenangan tetap setia menjaga,  
Mengikat erat memori yang berharga,  
Membuat kita tetap terhubung dengan masa silam.

Meski daun-daun gugur dan ranting patah,  
Akar kenangan tetap kuat tak tergoyahkan,  
Mengingatkan kita akan asal-usul kita,  
Dan mengajarkan kita tentang pentingnya menghargai.

Setiap kali kita melangkah maju,  
Akar itu menarik lembut, mengajak kita merenung,  
Tentang pelajaran yang telah kita dapatkan,  
Dan kebijaksanaan yang kita kumpulkan sepanjang jalan.

Dalam hening malam, ketika angin berbisik,  
Kita mendengar suara dari masa lalu,  
Mengalun lembut melalui akar kenangan,  
Mengiringi kita dengan kasih yang abadi.

Oh, akar kenangan,  
Engkau adalah penopang dalam diam,  
Menghubungkan masa kini dengan masa lampau,  
Mengajarkan bahwa kenangan adalah harta yang tak ternilai.

Di bawah permukaan yang tenang,  
Tersimpan kekuatan yang tak terlihat,  
Menguatkan hati yang rapuh,  
Dengan kisah-kisah yang tak pernah usang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline