Di tepian danau kenangan, ku duduk sendiri,
Mencari jejak-jejak cerita yang pernah tercipta,
Air mengalir perlahan seperti waktu yang berlalu,
Menyisakan riak-riak kecil di permukaan hati.
Dulu, di sini kita bersama, menatap senja,
Menyaksikan warna-warna indah memudar,
Namun kini, hanya sunyi yang menemaniku,
Dan riak-riak kecil di danau kenangan yang hampa.
Setiap riak adalah kenangan yang berkilauan,
Cahaya yang pernah menerangi langkah kita,
Tapi sekarang, hanya bayang-bayang yang terpantul,
Di permukaan air yang sepi dan tenang.
Aku berenang dalam lautan ingatan yang dalam,
Menelusuri setiap riak yang mengabarkan cerita,
Meski waktu telah memisahkan langkah kita,
Danau kenangan tetap mengalir dalam hati ini.
Riak-riak kecil di danau kenangan,
Menyentuh hati yang pernah penuh denganmu,
Meski terpisah jauh, kita tetap terhubung,
Melalui riak-riak kecil yang tak pernah pudar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H