Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Daun yang Berguguran

Diperbarui: 3 Juli 2024   21:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepi jalan kenangan yang sepi,
Aku berdiri, memandang jauh ke sana.
Setiap langkah membawa kembali,
Riuh tawa dan isak tangis yang pernah ada.

Dedaunan berguguran, menyelimuti bumi,
Seperti kenangan yang jatuh perlahan.
Mengiringi setiap detik yang berlalu,
Menggores hati dengan rindu yang dalam.

Aku tahu saatnya tiba untuk pergi,
Meninggalkan tempat ini, meninggalkan kisah.
Namun kenangan tetap tinggal di sini,
Mengisi ruang yang kosong, tak pernah punah.

Setiap sudut menyimpan cerita,
Tentang cinta, tentang perjuangan.
Meski langkahku menjauh, hati ini,
Tetap terikat pada masa lalu yang tak terelakkan.

Kenangan manis, kenangan pahit,
Bercampur dalam satu bingkai.
Menjadi saksi bisu dari perjalanan,
Yang pernah kita tempuh bersama.

Di persimpangan waktu yang tak terduga,
Aku berhenti sejenak, mengingat semua.
Lalu melangkah dengan berat hati,
Meninggalkan kenangan, tapi tak pernah melupakannya.

Biarlah angin membawa bisikan,
Tentang kisah yang kita rajut bersama.
Meskipun kini aku harus pergi,
Kenangan akan tetap hidup, selamanya.

Meninggalkan kenangan di sini,
Aku berjalan ke arah cahaya baru.
Dengan hati penuh harapan,
Dan kenangan yang abadi dalam kalbu.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline