Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Rumput yang Memakan Pagar

Diperbarui: 3 Juli 2024   20:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di hamparan hijau yang tenang,
Tumbuh rumput liar dengan gigih.
Menjalar pelan, tak terhitung hari,
Menggapai pagar yang berdiri megah.

Pagar kayu itu dulunya kokoh,
Melindungi kebun dari gangguan.
Namun kini, rumput mulai merayap,
Menyelubungi dengan kasih yang tak terbendung.

Helai demi helai, rumput merambat,
Menjalar di setiap celah, setiap retak.
Menggenggam kuat, menembus rintangan,
Seakan ingin memeluk, bukan merusak.

Pagar yang pernah berdiri gagah,
Kini tertutup hijau, hampir tak terlihat.
Rumput merangkulnya dengan lembut,
Mengubahnya menjadi bagian dari alam.

Waktu berlalu, tak ada yang abadi,
Pagar yang dulu tegar kini menyatu.
Menjadi satu dengan tanah, dengan rumput,
Dalam harmoni yang tak terpisahkan.

Dalam diam, pagar menyerah,
Menerima nasibnya dengan ikhlas.
Rumput yang memakan pagar,
Mengajarkan kita tentang perubahan.

Bahwa dalam kehidupan yang terus bergerak,
Kita pun akan menyatu dengan alam.
Seperti pagar yang dilingkupi rumput,
Kita pun akan kembali ke asal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline