Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Saat Waktu Membeku

Diperbarui: 26 Juni 2024   07:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saat waktu membeku dalam ruang sempit,  di balik kaca jendela senyap, sunyi,  
detik-detik terhenti, serasa mencekam,  
di antara bayang-bayang kenangan yang gigih.

Salju putih menutupi jejak langkah,  
membisu bumi dalam pelukan dingin,  
angin berbisik lembut di telinga,  
mengisahkan dongeng masa yang tak teringin.

Setiap helai dedaunan membeku,  
menyimpan rindu dalam kristal beku,  
semua rasa terkurung dalam es,  
menggigil dalam keheningan yang tulus.

Langit kelabu tanpa batas harapan,  
mentari enggan menyapa dinginnya pagi,  
waktu seolah terperangkap, terhenti,  
dalam detik yang tak beranjak pergi.

Namun di balik heningnya waktu,  
ada keindahan yang tak terelakkan,  
keabadian dalam kesederhanaan,  
keindahan dalam keheningan murni.

Saat waktu membeku, hati merenung,  
memaknai setiap helai kenangan,  
sembari menunggu hangatnya sinar,  
mengusir dingin, membangkitkan semangat.

Dan ketika waktu kembali mengalir,  
semua beku mencair, menghidupkan rindu,  
dalam hati terukir kisah abadi,  
saat waktu membeku, cinta tetap menyala.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline