Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Dedaunan di Lorong Kenangan

Diperbarui: 25 Juni 2024   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di lorong sunyi, waktu berbisik lembut,  
Dedaunan gugur, cerita perlahan teruntai,  Jejak-jejak langkah, hilang ditelan rindu,  
Kenangan bersemi, di setiap helaian yang jatuh.

Hijau yang meranggas, membawa pesan lama,  
Tentang tawa ceria, dan air mata yang terdiam,  
Setiap lembaran, seakan bernyanyi lirih,  
Menyapa hati, yang rindu masa silam.

Lorong kenangan, penuh bayangan senja,  
Di sana kita berlari, mengejar angan dan mimpi,  
Kini hanya dedaunan, menjadi saksi bisu,  
Bahwa kita pernah ada, di tempat itu.

Aroma nostalgia, tercium di setiap sudut,  
Angin membawa cerita, dari masa lalu,  
Menggugah ingatan, yang nyaris terlupa,  
Tentang janji-janji, yang pernah terucap.

Waktu terus berlalu, namun dedaunan tetap setia,  
Menjaga rahasia, yang tersimpan di dalamnya,  
Di lorong kenangan, meski kita tak lagi di sana,  
Hati tetap terikat, oleh benang-benang masa.

Biarkan dedaunan, menari dalam hening,  
Membawa kisah kita, pada setiap musim,  
Dan di setiap gugurnya, ada rindu yang abadi,  
Mengisahkan cinta, yang tak pernah mati.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline