Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Ketika Harapan Menjadi Duri

Diperbarui: 24 Juni 2024   02:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di awalnya, harapan adalah bintang,
Bersinar terang di langit impian,
Menuntun langkah di jalan gelap,
Memberi cahaya dalam kegelapan.

Namun waktu, dengan candaannya kejam,
Mengubah harapan menjadi duri,
Menusuk hati yang dulu penuh semangat,
Menyisakan luka yang perih tak terperi.

Harapan yang pernah kupeluk erat,
Kini berubah menjadi beban berat,
Seperti bunga yang layu sebelum mekar,
Meninggalkan jejak pedih di setiap jengkal.

Setiap mimpi yang pernah terajut,
Kini terkoyak oleh kenyataan,
Janji-janji manis yang pernah terucap,
Menghilang dalam kabut kebohongan.

Duri-duri itu menusuk perlahan,
Menggores hati yang penuh luka,
Menyisakan keraguan dan ketakutan,
Menghancurkan kepercayaan yang pernah ada.

Namun dalam setiap luka yang menganga,
Ada pelajaran yang tersirat,
Bahwa harapan bukan sekadar impian,
Namun juga ujian dalam perjalanan hidup.

Aku belajar untuk bangkit kembali,
Meski duri-duri ini masih terasa,
Karena dalam setiap tetes darah,
Ada kekuatan untuk melawan.

Ketika harapan menjadi duri,
Aku tak akan menyerah begitu saja,
Aku akan menjadikan luka ini,
Sebagai pijakan untuk meraih mimpi baru.

Di balik setiap duri yang menusuk,
Ada cahaya yang menunggu di sana,
Aku akan terus melangkah maju,
Menggenggam harapan dengan hati yang tegar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline