Jejak hujan menari di atas daun kering,
Sedalam rindu yang tak pernah berhenti merayap.
Di senja yang merayu, embun berbisik,
Mengungkap cerita diam yang tak terucap.
Lembut sentuhan tetes air di atas rerumputan,
Menyiratkan kesepian dalam gejolak senja.
Jejak langkah waktu tak terelakkan,
Mengukir luka, merenda waktu yang kian berlalu.
Daun-daun kering menjadi saksi bisu,
Cerita hujan yang menari, mengurai resah.
Pada setiap simpul kenangan yang terjalin,
Jejak hujan dan daun kering bertemu dalam pelukan malam.
Lalu, dalam keheningan malam yang terpampang,
Jejak hujan berubah jadi lirik lagu kelam.
Daun kering terbawa angin, mengiringi sendu,
Sebuah puisi yang tak pernah usai ditulis waktu.
Hingga mentari menari kembali di ufuk timur,
Jejak hujan dan daun kering pun berdamai.
Puisi malam yang tlah terurai dalam diam,
Meninggalkan cerita pada jejak di tanah yang basah.