Lihat ke Halaman Asli

siti fatima

Mahasasiswi

Awan Kelabu

Diperbarui: 29 November 2023   08:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Di tepian rasa, kecewa menggeliat,
Dalam hening malam, getaran hati terhempas.
Janji yang pudar, mimpi yang terpecah,
Di antara reruntuhan, kekecewaan merayap.

Matahari terbenam dalam kehampaan,
Warna-warna sirna, tinggal kelabu kesedihan.
Kata-kata palsu, seakan pedang tajam,
Melukai kepercayaan, merobek-robek hati.

Langkah terhenti di lorong kecewa,
Dalam senyap, terdengar getaran getir.
Bunga-bunga harapan layu tak berdaya,
Meninggalkan aroma kepedihan yang mendalam.

Hujan kecewa turun membasahi jiwa,
Tetesan getir mengalir di wajah yang terhempas.
Dalam sunyi, kerinduan memeluk pilu,
Seakan semua yang diharapkan sirna dalam sekejap.

Namun, di sela-sela kecewa yang melanda,
Muncul kekuatan baru, semangat yang tegar.
Dari reruntuhan, tumbuh bunga kebijaksanaan,
Melambung tinggi di langit kehidupan.

Kecewa adalah pelajaran, guru yang tegas,
Mengajar tentang keterbatasan dan realitas.
Meski getir, ia adalah bagian dari perjalanan,
Menuju matahari terbit, di balik awan kelabu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline