Dalam ranah pendidikan, sering kali bimbingan konseling menjadi momok terbesar dalam dunia pendidikan. Kebanyakan orang berpikiran bahwa siswa yang berurusan dengan bimbingan konseling merupakan siswa yang memiliki masalah.
Hal ini bisa dilihat melalui pengalaman pembaca semua disaat melihat ada teman yang diminta untuk menuju ke ruang bimbingan konseling. Pasti yang terlintas pertama kali dalam pikiran anda adalah wah anak ini pasti bermasalah.
Sebelum pemahaman ini meluas dan menjadi sebuah pemahaman yang salah, perlu bagi pembaca semua menelisik lebih dalam lagi apa itu bimbingan konseling ? Menurut supardi (2004:207) bimbingan konseling berarti proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang konselor kepada konseli dalam cangkupan pemahaman diri, pengarahan diri, solusi pemecahan masalah yang dihadapi , penyesuaian diri terhadap lingkungan baik lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat dan pemberian manfaat dari peluang untuk pengembangan diri konseli yang disesuaikan dengan potensinya.
Dari penjelasan diatas, penulis dapat mengambil sebuah pemahaman bahwasanya bimbingan konseling merupakan layanan pemberian bantuan yang melibatkan interaksi intensif antara kedua belah pihak dalam rangka kegiatan pembelajaran,. Setelah memahami arti bimbingan konseling apa yang terlintas dalam pikiran pembaca semua? Pastilah anda semua berpikiran dari sisi mana bimbingan konseling bisa dikatakan sebagai rekan siswa?
Analoginya begini, misalkan anda sedang dalam masalah besar, secara tidak langsung pasti anda membutuhkan seseorang untuk diajak berunding untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sama halnya hubungan antara konseling dengan siswa.
Apabila siswa itu mengalami suatu hal yang dirasa mengganjal yang berhubungan dengan kegiatan mereka, siswa tersebut bolehlah mendatangi ruang bimbingan konseling dan merundingkannya dengan guru bimbingan konseling seperti pada terlihat dalam gambar diatas. Dikatakan melakukan rundingan karena dalam layanannya, bimbingan konseling itu bersifat transparan dan bisa dilakukan dengan situasi yang santai. Dari analogi diatas, bimbingan konseling bisa menjadi rekan siswa disekolah dengan berbagai tujuan.
Tujuan umumnya yaitu membantu individu dalam pengembangan dirinya dan tujuan khususnya bisa disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan siswa terhadap bimbingan konseling tersebut. Misalkan saja suatu ketika ada seorang siswa yang tiba-tiba malas dalam pembelajaran padahal sejatinya dia merupakan siswa yang rajin.
Kemudian terlintas dalam pikiran siswa itu oh iya mungkin dengan saya pergi ke ruang bimbingan konseling, kejanggalan ini akan terungkap. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan konseling bertujuan unuk penyelesaian masalah. Dengan berbagai pengungkapan yang transparan siswa antara siswa dan guru bimbingan konseling secara tidak langsung masalah itu akan terselesaikan dan didapati apa itu penyebabnya dan bagaimana solusinya.
Perlu diketahui kembali bahwasanya bimbingan konseling itu memiliki berbagai layanan yang secara gamblang memfasilitasi siswa dalam berbagai keadaan, salah satunya yaitu bimbingan sosial. Sebagai contoh ketika siswa susah untuk bersosialisasi dengan lingkungannya, maka yang bertindak dalam pemberian solusinya adalah guru bimbingan konseling.
Dari berbagai analogi konkret antara siswa dan bimbingan konseling, maka sudah selayaknya bimbingan konseling kini bukan lagi menjadi momok siswa, melaikan sebagai rekan siswa dalam setiap kegiatan yang dihadapi oleh siswa tersebut. Dengan adanya hubungan yang erat antara keduanya maka pemahaman awal yang menjudge bahwa bimbingan konseling adalah musuh siswa dapa dibantah dan diperbaruhi kembali.
Semoga secuil penjelasan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan menjadi sebuah pertimbangan mengenai pengklaiman awal yang mengatakan bimbingan konseling adalah momok bagi siswa dan menjadi salah satu acuan pembaca mengenai pernyataan bahwa bimbingan konseling adalah rekan dekat siswa.