Lihat ke Halaman Asli

siti fadliah

mahasiswa

Masalah Filsafat Ibnu Khaldun

Diperbarui: 8 Mei 2024   17:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

yuk kita ulik sejarah masalah filsafat ibnu khaldun

Filsafat menurut ibnu khaldun memberikan manfaat ialah untuk mengasah otak dalam usaha melatih pemikiran atau berfikir secara teratur melalui argumen-argumen dan bukti-bukti. Tujuan akhirnya adalah untuk menghasilkan ketajaman insting dan memahami penggunaan argumen dengan baik dan benar. selain itu, mempelajari filsafat juga dapat menmbah wawasan tentang berbagai aliran filsafat, pendapat filsuf, dan juga dapat mengetahui bahayanya. 

Terlepas dari bahaya pemikiran filsafat tersebut, setidaknya ibnu khaldun tidak mengingkari bahwa filsafat tetap memiliki manfaat. filsafat bisa menajamkan argumen sesuai dengan hukum logika, betapapun bahayanya. karena itu, seseorang boleh mempelajari filsafat asalkan dia menguasai terlebih dahulu ilmu-ilmu keagamaan seperti ilmu tafsir dan fiqih. pada dasarnya, pemikiran yang dikatakan berbahaya oleh ibnu khaldun adalah pemikiran filsafat yang menafikan bahwa dunia ini hanya terdiri dari alam materi.

terlepas dari kontroversi pendapat masalah definisi maupun asasi, wacana pemikiran filsafat masuk ke dunia arab-islam melalui gerakan penerjemahan karya-karya yunani dengan sumber utamanya pemikiran aristoteles sang muallim al-awwal. pada masa-masa awal, terutama masa al-khindi dan inbu rusyad, filsafat berkembang pesat dimana saat itu rasionalitas sedang naik pamornya. kemudia datanglah hujatul islam al-ghazali yang menghabisi kerancuan pendapat para filsuf dengan karya monumentalnya tahafut al-falasiyahnya.

semua gaya pemikiran ibnu khaldun baik sebagai filsuf, ilmuan maupun agamawan, terbentuk sebagai hasil dari kondisi sosial yang ada pada masanya.kitab muqoddimah yang merupakan pendahuluan kitab al-ibar merupakan perasaan dari hasil renungan teoritisnya sekaligus pengalaman empirisnya . corak pemikirannya yang rasionalistik dan empiristik kiranya telah dijadikan dasar pijakan dalam membangun pemikiran yang ditulisnya dalam kitab muqoddimah 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline