Di dalam dinamika hubungan kontemporer Amerika Serikat dan negara tetangga, penulis melihat bahwa sejak dahulu Amerika Serikat (A.S) telah menjalin kerjasama dengan negara sekitar baik dalam bidang militer, keamanan, ekonomi, hingga masalah-masalah sosial lainnya.
Contoh kerjasama dalam bidang ekonomi terlihat dari pembentukan North America Free Trade Agreement (NAFTA) yang bertujuan untuk menghilangkan hambatan perdagangan dan investasi di antara Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko (Villarreal & Fergusson, 2017).
Dalam bidang militer, kerjasama tersebut terlihat dari pembentukan Foreign Military Financing (FMF) oleh A.S sebagai alat kebijakan luar negerinya untuk mempromosikan kepentingan A.S di seluruh dunia dengan memastikan dan mendukung mitra koalisi A.S termasuk NATO dalam perang melawan terorisme baik dalam bentuk bilateral, regional dan multilateral dengan cara pembelian peralatan, layanan, dan pelatihan pertahanan dari A.S (State, 2007).
Dalam pembahasan kali ini, penulis tertarik untuk membahas tentang NAFTA dan dampak Covid-19 terhadap Amerika Serikat menggunakan teori neoliberal institusionalisme. Teori ini percaya bahwa negara akan mendapatkan manfaat yang signifikan dari kerjasama jika mereka saling mempercayai.
Wadah yang menjadi tempat kerjasama tersebut dilakukan yakni dengan membuat sebuah institusi yang berbasis ekonomi. Hal tersebut dikarenakan institusi sebagai pihak ketiga yang netral dan tidak memihak dianggap dapat memantau perilaku anggota institusi dan memberikan insentif untuk semua anggota sehingga terciptalah komitmen untuk bekerja sama. Atas dasar hal itulah perdamaian dapat terwujud. (Burchill, 2005).
Teori dan Studi Kasus
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, NAFTA merupakan sebuah institusi yang didirikan oleh Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko pada tanggal 1 Januari 1994, di mana NAFTA menaikkan tarif untuk sebagian besar barang yang diproduksi oleh negara-negara penandatangan. NAFTA juga menyerukan penghapusan bertahap, selama periode 15 tahun, dari hambatan untuk investasi lintas batas dan pergerakan barang dan jasa di antara ketiga negara. Barang yang dibawa ke Kanada, Meksiko, dan Amerika Serikat dikenakan bea masuk dan pajak.
NAFTA memungkinkan para anggota untuk mempertahankan biaya pemrosesan barang dagangan yang ada. Dalam hal ini NAFTA juga bertanggungjawab terhadap hak kekayaan intelektual ketiga negara. Hak kekayaan intelektual tersebut mengacu pada hak cipta dan hak terkait, hak merek dagang, hak paten, hak rahasia dagang, hak dalam indikasi geografis dan hak desain industri (Protection, 2020).
Kemudahan transaksi antarnegara dan mengurangi dan membatasi imigrasi ilegal yang masuk ke dalam wilayah tiga negara yang diberikan NAFTA dianggap mampu membantu ketiga negara tersebut untuk membangun kesejahteraan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya. Sehubungan dengan penjelasan teori di atas, secara praktiknya Amerika Serikat, Kanada, dan Meksiko telah menerapkan teori neoliberal institusionalis di dalam NAFTA demi tercapainya tujuan bersama.
Menitikberatkan fokus kepada A.S, menurut data U.S. International Trade Commission's (USITC's), perdagangan A.S. dengan mitra NAFTA: 1993-2016 hampir selalu mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan bahwa dampak NAFTA cukup signifikan di A.S, di mana pola pertumbuhan ekonomi yang terjadi di A.S juga mempengaruhi perdagangan yang ada.
Sehingga jika pertumbuhan ekonomi di A.S sedang menurun, maka hal tersbebut juga mempengaruhi perdagangan A.S dengan mitra NAFTA lainnya. Tentunya banyak faktor yang menjadi penyebab turunnya pertumbuhan ekonomi di A.S. Salah satunya yakni karena munculnya virus pandemik Covid-19 pada 1 Desember 2019 lalu yang penyebarannya dimulai dari China hingga ke seluruh dunia termasuk A.S.