Lihat ke Halaman Asli

Kita

Diperbarui: 27 Juli 2020   22:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jarak yang tadinya begitu dekat
Begitu Indah tanpa sekat
Lalu tiba-tiba merenggang
Bahkan jauh tak terbilang

Yang tadinya sudah terbiasa
Bercengkrama lewat rasa
Tiba-tiba menghilang pergi
Dan kita sama-sama di paksa memaklumi

Lalu. Jarak kita mulai dekat kembali
Datang begitu saja tanpa permisi
Bagai embun di waktu pagi
Kita telah kembali

Aku berharap untuk terbiasa kembali
Tapi aku salah, kamu sangat pandai merujuk

Kini aku tau, kita tidak akan bersama
Sekarang dan entah sampe kapan
Kita memilih untuk  seakan-akan tidak saling mengenal

Kau selalu ada
Namun cerah berganti kelabu
Sekejap terjadi bagai membalikkan telapak tangan

Sapaan kehangatan di kala fajar menyingsing
Tak lagi kudapatkan
Kekhawatiran mu yang selalu ku rindukan
Tak lagi mengusik telinga

Entah..
Kini aku sendiri..
Termenung meratapi lara

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline