Lihat ke Halaman Asli

"Solo Travelling" Menuju Puncak Gunung Padang

Diperbarui: 28 Agustus 2018   23:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interior gerbong KA Pangrango (dok. pribadi)

Bermodalkan niat dan informasi dari internet, Oktober 2016 saya melakukan perjalanan sendirian (solo traveling) ke Gunung Padang di Cianjur.Karena suka menumpang kereta api, tiap kali melakukan perjalanan moda transportasi yang saya utamakan adalah angkutan publik itu. Cocok sekali; ternyata ada stasiun yang dekat dengan Gunung Padang, yakni Stasiun Lampegan.

Saya berdomisili di Jakarta. Jadi saya harus naik kereta api beberapa kali. Dari Jakarta saya ke Bogor dulu. Dari Stasiun Bogor Paledang yang terpaut sekitar 200 meter dari Stasiun Bogor, saya kemudian naik KA Pangrango (Rp 50.000 eksekutif, Rp 20.000 ekonomi) ke Sukabumi. Karena penasaran dengan interiornya, saya memesan tiket untuk kelas eksekutif.

Setiba di Sukabumi, saya mesti lanjut naik kereta api lagi ke Stasiun Lampegan di Cianjur. Kereta relasi Sukabumi-Cianjur adalah KA Siliwangi. Tarif kereta api lokal itu lumayan murah. Saya hanya perlu membayar Rp 3.000. Rasa letih karena harus berpindah-pindah kereta itu dibayar lunas oleh pemandangan persawahan dan pegunungan indah yang disuguhkan alam sepanjang rel Bogor sampai Lampegan.

Stasiun Lampegan (dok. pribadi)

Langsung dihampiri beberapa tukang ojek

Begitu turun di Stasiun Lampegan, saya langsung dihampiri beberapa tukang ojek yang menawarkan jasa untuk mengantarkan saya ke Gunung Padang.Menurut beberapa artikel yang saya baca, tarif ojek dari Stasiun Lampegan ke Gunung Padang berkisar antara Rp 40.000-50.000 ribu sekali jalan.

Berfoto bersama petugas PT KAI (dok. pribadi)

Harganya bisa segitu karena jaraknya lumayan jauh dan medannya lumayan menantang. Karena kebetulan saya dari Sunda, saya menawar dengan bahasa Sunda dan akhirnya sepakat dengan harga Rp 50.000 pergi-pulang.

Selama perjalanan naik ojek, kembali mata saya dibuai oleh pemandangan indah kebun teh dan hutan yang masih asri. Seketika penat saya luluh dan hilang.

Saya bersyukur masih diberi kesempatan untuk menghirup udara segar.Menapaki ratusan anak tangga menuju puncak Gunung PadangTibalah saya di loket registrasi Gunung Padang. Setelah membeli tiket, saya bergegas melangkahkan kaki menuju Gunung Padang.

Tangga menuju puncak Gunung Padang (dok. pribadi)

Berada pada ketinggian 885 mdpl, untuk menuju puncak gunung tempat situs megalitikum kebanggaan Jawa Barat itu berada saya mesti menaiki ratusan anak tangga.Untung saja di puncak ada warung kecil yang menjual makanan dan minuman. Jadi saya bisa istirahat sejenak, mengisi perut dan menawar dahaga setelah menempuh ratusan anak tangga.

Selain udaranya yang sejuk, puncak Gunung Padang punya pemandangan yang menawan. Yang membuat pemandangan begitu menarik adalah hamparan kebun teh dan beberapa pegunungan yang menjulang.

Situs megalitik di puncak Gunung Padang (dok. pribadi)

Setelah dua jam berkeliaran di areal puncak Gunung Padang, saya pun kembali turun. Dari loket saya balik ke Stasiun Lampegan, terus pulang ke Jakarta.

Dimuat juga di: pendakiindonesia.com




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline