Judul : Ziarah
Pengarang : Iwan Simatupang
Penerbit : Noura Books, 2017
ISBN : 602385334X, 9786023853342
Tebal : 200 Halaman
Novel yang berjudul 'Ziarah' ini merupakan salah satu karya sastrawan terkenal yang bernama Iwan Simatupang, novel ini terbit pada tahun 1969 pada masa sastra indonesia angkatan 66. Novel ini juga pernah memenangkan hadiah roman terbaik se-ASEAN pada tahun 1997. Iwan Simatupang sang penulis menyatakan bahwasanya ditulisnya novel ini untuk mengenang Corry istri nya seperti hal nya yang ia tulis pada sampul buku tersebut yaitu : untuk CORRY yang dengan novel ini aku ziarah terus menerus.
Novel ini menceritakan kisah seorang pelukis terkenal dan sangat populer. Pada suatu masa sang pelukis populer ini hendak berniat untuk bunuh diri dengan cara melompat dari lantai atas suatu hotel di Kotapraja karena ia merasa bimbang mau digunakan untuk apa uang hasil kepopuleran tersebut, saat ia terjun bebas tak disangka ia menimpa gadis cantik yang ia tidak kenali, singkat cerita mereka akhirnya menikah dan sang pelukis sangat mencintai gadis cantik ini, namun kebahagiaan mereka tidak berlangsung lama sang istri pelukis ini meninggal dunia hal ini pun membuat sang pelukis hilang arah.
Pada saat pemakaman sang istri pun mengalami kesulitan karena pelukis ini tidak tahu data data yang harus dipenuhi dalam pemakam ini bahkan nama istrinya pun ia tidak mengetahui, sehingga sang mayat pun tidak memiliki surat penguburan yang valid.
Semenjak kejadian itu sang pelukis ini sangat kehilangan arah dan mengalami depresi ia masih tidak percaya atas kejadian yang menimpanya. Silih hari pun terus berganti, setiap pagi nya ia selalu berjalan dan menunggu istrinya di tikungan berharap dapat menemui istrinya. Setiap malam hari ia gunakan untuk meminum arak ia berteriak memanggil istrinya, menyebut nama tuhan, menangis dan tertawa kencang. Hal ini ia lakukan berulang kali sampai banyak yang menaggap bahwa sang pelukis ini sudah gila
Hari demi hari ia sudah tidak lagi menjadi seorang pelukis ia hilang arah dan menjadi serabutan entah apa pekerjaan nya. Saat ini ia terpuruk dan ia hanya berjalan di kaki lima kotapraja dan menunggu keajaiban datang di tikungan jalan seperti biasanya. Pada suatu hari bekas pelukis ini hendak berjalan dan ia bertemu dengan sesorang sang mahasiswa filsafat yang memiliki otak yang jernih dia merupakan opseter yang bekerja di pemakaman kotapraja, mereka saling berbincang dan opseter ini menawarkan sebuah pekerjaan yaitu menjadi pengapur tembok pemakaman di Kotapraja yang sebenarnya adalah tempat sang istrinya dimakamkan tetapi ia tidak mengetahui hal tentang itu.
Sampai kemudian dia menerima tawaran Opseter untuk mengapur tembok pekuburan di Kotapraja. Keesokan hari nya sang mantan pelukis ini sudah memulai bekerja mengapur tembok kuburan Kotapraja selama 5 jam berturut-turut disetiap harinya dan terkadang sang opseter ini hanya mengintip dari rumah dinas nya yang letakya tidak jauh dari area pemakaman.
Beberapa hari setelah sang mantan pelukis ini bekerja, Kotapraja mengalami perubahan yang membuat seluruh warga geger termasuk si Walikota Kotapraja, hingga suaru hari Walikota mendatangi rumah dinas milik Opseter dan memberikan surat keterangan untuk sang opseter perhenti bekerja dengan alasan samg Opseter ini bekerja memakai rasionalisme agar sang mantan pelukis ini tidak perpuruk terus karena kematian istrinya.
Opseter pun tidak terima dan kecewa ia dipecat hanya karena sifat empati dan rasionalisme kepada si mantan pelukis ini. Pada suatu sore si mantan pelukis ini begegas untuk pulang kerumah ia sangat buru buru meninggalkan tempat kerjanya itu, Opseter pun kebingungan mengapa sikap mantan pelukis seperti ini kemudian ia menghampirinya dan mantan pelukis ini berkata bahwa dirinya ingin berhenti bekerja, Opseter pun menjelaskan maksud dari opseter mempekerjakan dia di pemakaman ini yaitu agar sang mantan pelukis ini bisa setiap hari ziarah istrinya tersebut.
Keesokan harinya si Opseter ditemukan mengakhiri hidupnya dengan menggantungkan dirinya di rumah dinasnya dan membuat semuanya geger dan kebingungan, penguburan sang opseter itu dilakukan saat itu dan di pemakaman Kotapraja itu. Si mantan pelukis ini pun menjelaskan dan menceritakan bagaimana riwayat si Opseter ini kepada atasan dari Opseter tersebut, akhirnya si Walikota menawarkan Mantan Pelukis ini untuk bekerja sebagai Opseter selanjut nya agar ia bisa terus menerus menziarahi orang orang yang sudah tiada di pemakaman itu termasuk sang istrinya.
Novel Ziarah ini sangat menarik untuk dibaca karena topik dan konflik yang sangat menarik serta alur cerita yang sederhana membuat saya tertarik untuk mengambil judul dari novel ini dijadikan artikel seperti ini. Novel ini cocok dibaca untuk kalangan anak muda karena amanat yang disampaikan sangat bermakna yaitu kita diajarkan untuk tidak berlarut dalam kesedihan dan tidak mudah untuk putus asa dengan apalun yang terjadi, teruslah berziarah ke pemakaman orang yang kita sayangi karena mereka membutuhkan doa dari kita yang masih hidup.