Belum lama ini, di dalam sosial media Twitter, mulai muncul bahasa gaul yang baru. Bahasa gaul tersebut merupakan rangkaian kalimat yang disingkat dan pelafalannya menyerupai nama-nama orang di Indonesia.
Istilah akronim dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah kependekan yang berupa gabungan huruf atau suku kata atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang wajar.
Menurut Kridalaksana (2008), akronim merupakan kependekan yang terdiri dari gabungan huruf, suku kata, atau bagian lain yang ditulis dan dilafalkan sebagai kata yang sesuai dengan kaidah fonotaktik yang bersangkutan.
Asal mula munculnya akronim yang membentuk sebuah nama tersebut terjadi karena adanya slang Bahasa Inggris, yaitu TIA yang berarti Thanks In Advance, atau terima kasih sebelumnya. Dalam Bahasa Indonesia, terdapat akronim yang mirip, yaitu TAI yang berarti "Terima kasih Atas Infonya".
Lambat laun, para warganet pun mulai terkecoh dengan akronim TIA yang ternyata kalau dilafalkan menjadi seperti sedang menyebut nama seseorang. Maka, dengan kreatifnya, kini muncul akronim-akronim lainnya yang sebenarnya sedikit memaksakan, namun unik.
Tujuannya adalah untuk seru-seruan, karena sudah jelas akronim tersebut tidak ada dalam KBBI. Pembentukan akronim tersebut tidak hanya melibatkan kosakata Bahasa Indonesia saja di dalamnya, namun dicampur dengan bahasa asing lainnya, seperti Bahasa Inggris, Bahasa Jepang, dan lain-lain. Bahasa Indonesia yang digunakan pun bukan bahasa baku.
Berikut adalah beberapa akronim yang membentuk nama orang dan artinya:
1. MAYA (MAkasih YA)
Akronim ini masih bisa dimengerti, karena hanya membentuk bahasa Indonesia yang tidak baku dari kalimat "Terima kasih, ya!".
2. WAHYU (WAH thank YoU)
Bermakna "Wah! Terima kasih!", yang merupakan sebuah ungkapan yang menunjukkan ekspresi kagum dan senang karena mendapatkan sesuatu. Pembentukan akronimnya mulai memaksakan, karena menggabungkan dua kosakata, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.