Cinta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti sayang benar atau suka sekali. Seorang pecinta selalu dipeluk kerinduan, dan dapat melakukan apapun demi yang dicintainya.
Nabi Ibrahim alaihis salam adalah seorang pencinta, mabuk kepayang pada kasih Rabnya, seorang yang mencintai tanpa syarat tanpa mengharap kompensasi apapun.
Lihatlah Nabi Ibrahim ketika dengan sadar mengasingkan Siti Hajar dan bayinya Nabi Ismail. 1500 km dari Palestina menuju lembah tak berpenghuni bernama Mekkah. Bertahun-tahun hingga menua mengharapkan hadirnya seorang anak, kecintaan macam apa yang dipunyai Nabi Ibrahim kepada Allah Swt? Hingga rela berpisah raga dengan putra yang begitu lama diimpikannya. Demi menjalankan perintah Allah swt.
Lihatlah ketika Nabi Ibrahim setelah lama tak bersua dengan putranya, mendapat perintah untuk menyembelih putra kesayangannya. Nabi Ibrahim melaksanakan perintah tanpa interupsi.
Allah Swt mencatat pengorbanan cintanya pada Surat As-Saafat ayat 102
"Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata, "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?" Ia menjawab, "Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"
Dari ayat ini secara eksplisit menggambarkan kecintaan Nabi Ibrahim menular kepada Nabi Ismail anaknya. Perhatikan ayat ini dengan seksama apa jawaban Nabi Ismail ketika ayahnya mengutarakan hendak menyembelihnya.
"Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu...." Begitu melelehkan hati. Keluarga macam apa yang dibangun dengan kecintaan yang penuh terhadap Rabnya?
Inilah cinta yang sesungguhnya, kecintaan menghadirkan taat, keberserahan diri secara mutlak kepada Allah Swt.
Tidak pernah menakar untung dan rugi. Sungguh Nabi Ismail bahkan tidak pernah tau bahwa dirinya akan diganti dengan seekor domba.
Diperingati seluruh dunia sebagai Hari Raya Idul Adha setiap 10 Dzulhijah
Makna berkurban secara pragmatis di zaman ini adalah tanda cinta kita kepada sesama. Tanda begitu tali kasih sayang harus terus bersambung, dan kepedulian yang harus terus terasah.
Karena cinta kepada Allah dan sesama, beberapa anak menabung satu tahun penuh untuk berkurban.
Seorang tukang becak dua tahun berpayah-payah menyisihkan penghasilannya untuk membeli kambing qurban.Artinya berkurban bukan semata-mata mampu secara materil, tapi kecintaanlah yang menggerakkan menjadi mampu untuk berkurban. Kecintaan untuk bisa berbagi dengan sesama.
Karena cinta Nabi Ibrahim kepada Allah, wajarlah jika mendapat gelar Khalilullah (kekasih Allah). Manisnya balasan Allah untuk cinta Nabi Ibrahim juga tercatat dalam surat As Safaat 108 - 111
Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim." Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman."