Oleh:
Qorita Nanda Widianti (1986206042)
Model pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono, 2009). Pendidik dapat memilih model pembelajarannya sebagai pedoman dalam pengajaran serta pelaksanaan pembelajaran.
Salah satu metode yang banyak diadopsi untuk menunjang pendekatan pembelajaran learner centered dan yang memberdayakan pemelajar adalah metode Problem Based Learning (PBL). PBL memiliki ciri-ciri seperti pembelajaran dimulai dengan pemberian masalah, biasanya masalah yang berhubungan dengan dunia nyata, peserta didik secara berkelompok aktif merumuskan masalah dan mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan mereka, mempelajari dan mencari sendiri materi yang terkait dengan masalah, dan melaporkan solusi dari masalah. Sementara pendidik lebih banyak memfasilitasi (Tan, 2003).
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL) didasarkan pada hasil penelitian Barrow and Tamblyn (1980, Barret, 2005) dan pertama kali diimplementasikan pada sekolah kedokteran di McMaster University Kanda pada tahun 60-an. Problem Based Learning (PBL) adalah model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk mengenal cara belajar dan bekerjasama dalam kelompok untuk mencari penyelesaian masalah-masalah di dunia nyata. PBL mempunyai kemampuan untuk melatih peserta didik dalam menemukan konsep sendiri berdasarkan masalah nyata dari kehidupan dengan keterampilan penyelidikan. PBL adalah model pembelajaran yang berpusat pada peserta didik untuk belajar, memungkinkan berpartisipasi, dan menghadapi situasi pemecahan dalam kerja kelompok kecil selama proses pembelajaran. (Syamsiara, dkk. 2016).
Peserta didik yang pasif dan proses pembelajaran yang sekedar berpusat pada teacher center hanya menjadikan peserta didik sebagai pendengar. Dengan model pembelajaran ini pendidik menginginkan agar peserta didik tidak hanya sekedar dapat mengingat materi pelajaran, akan tetapi menguasai dan memahami secara penuh, permasalahan bahan ajar yang akan dipelajari. Dengan demikian peserta didik menjadi lebih kuat pemahamannya terhadap konsep yang diajarkan oleh pendidik dalam proses pembelajaran.
Berikut ini ada penelitian yang mendapat respon baik terhadap model PBL yaitu penelitian yang pernah dilakukan oleh Aisyah (2019) tentang pengaruh penggunaan model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa di sekolah dasar, bahwa hasil belajar siswa di kelas eksperimen yang diajar menggunakan model Problem Based Learning (PBL) tergolong criteria sangat tinggi, dengan hasil belajar diperoleh skor maksimal adalah 100 dan skor minimal adalah 64 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen adalah 82,30. Dengan demikian model Problem Based Learning (PBL) dapat mempengaruhi hasil belajar siswa di kelas.
Adapun respon peserta didik menjadi terangsang dan tertantang untuk memecahkan masalah yang sudah diberikan guru. Penelitian oleh Pratiwi (2018) tentang pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa kelas IV muatan IPA tentang morfologi tumbuhan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. Model PBL berpengaruh terhadap hasil belajar siswa karena didalam pembelajaran kelompok eksperimen terdapat tahap-tahap model pembelajaran PBL, siswa dapat terlibat aktif dalam proses pemecahan masalah nyata yang terdapat dilingkungan sekitar selain itu dapat menumbuhkan rasa ingin tahu siswa tentang materi pembelajaran IPA dan siswa juga lebih bersemangat untuk belajar sehingga akan mempengaruhi hasil belajar siswa untuk mendapatkan nilai yang optimal.
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model pembelajaran ini dapat membantu peserta didik menguasai dan memahami secara penuh materi yang diajarkan. Keinginan untuk memecahkan masalah dan menemukan solusi mendorong peserta didik untuk berfikir kritis.
Daftar Rujukan