Di era sekarang ini, banyak orang berlomba-lomba membangun usaha bisnisnya. Ada yang berbisnis di bidang makanan, fashion, properti, dan lain sebagainya. Pengertian dari bisnis itu sendiri adalah suatu kegiatan membuat, membeli, atau menjual barang dan jasa yang kemudian dipertukarkan dengan uang. Bisnis berupa aktivitas yang merupakan bagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh sebuah toko, pabrik, perusahaan dan lain-lain (Merriam Webster). Bisnis secara islami berarti sebuah usaha yang dijalankan dengan berdasar dan berlandaskan prinsip-prinsip syariah islam, yaitu mengacu pada Al-Qur’an dan hadis.
Sebagai muslim kita mempunyai banyak tokoh hebat yang sukses berbisnis dalam sejarahnya dan kita harus bangga untuk itu. Tokoh-tokoh hebat tersebut adalah para sahabat yang sukses berbisnis pada masa Rasulullah. Tidak heran, karena Nabi kita Nabi Muhammad saw itu sendiri adalah terkenal sebagai pebisnis dan pengusaha yang sukses. Sahabat-sahabat nabi yang sukses berbisnis diantaranya adalah Utsman bin Affan, Abdurrahman bin Auf dan Sayyida Khadijah.
Sayyida Khodijah merupakan salah satu pebisnis wanita yang sukses, seorang wanita yang cerdas, tangguh, bangsawan, cantik dan budiman. Beliau adalah istri pertama Rasulullah, sekaligus orang pertama yang beriman kepada Allah dan Rasulullah. Dalam dakwahnya Rasulullah, Sayyida Khadijah menjadi orang yang sangat berjasa. Karena sayyida Khadijah rela menginfakkan hartanya untuk dakwah nabi. Sunguh, Wanita yang sangat layak untuk dijadikan idola bagi wanita-wanita islam di dunia.
Lalu bagaimana strategi Sayyida Khadijah hingga sukses dalam berbisnis?
Strategi yang pertama adalah harus mempunyai modal dan kemampuan dalam mengelolanya. Walaupun Sayyida Khadijah memperoleh modal dari ayahnya, namun beliau memiliki kemampuan yang baik dalam berdagang, sehingga menjadi kunci bisnisnya yang sukses. Selain itu, dalam mengelola sebuah bisnis juga harus didasari oleh sikap-sikap yang baik; yaitu amanah, jujur, dan akhlak yang mulia agar bisnis menjadi berkah dan sukses.
Strategi yang kedua adalah harus suka bersedekah. Sayyida Khadijah mulai dari kecil selalu diajarkan untuk berbagi, oleh karena itu saat besar tidak heran jika beliau mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Hal itu dibuktikan dengan Sayyida Khadijah yang menginfakkan hartanya untuk dakwahnya nabi, tanpa tanggung-tanggung. Islam juga sangat menganjurkan umatnya untuk selalu bersedekah. Karena dengan bersedekah harta tidak akan berkurang, justru akan semakin berlipat ganda.
Strategi yang ketiga adalah harus mempunyai kemampuan melihat dan mencari peluang. Beliau Sayyida Khadijah mampu melihat peluang agar hartanya dapat digunakan dan dimanfaatkan dengan baik. Selain itu, beliau juga dapat melihat bagaimana potensi pasar di sekitar. Apakah daerah tersebut pantas dijadikan tempat untuk berjualan atau tidak. Pada saat itu, Mekkah menjadi lokasi yang tepat dan sangat strategis untuk dijadikan sebagai lokasi berdagang. Karena pada saat itu, di Mekkah iklim usahanya juga sangat kondusif. Kemampuan Sayyida Khadijah itulah yang mampu menjadi bagian dari faktor yang mendukung larisnya barang dagangan Sayyida Khadijah.
Strategi yang keempat adalah harus mampu memilih karyawan atau pengelola yang terpercaya, tidak boleh asal-asalan. Pada sejarahnya, Sayyida Khadijah menjalankan bisnisnya tidak hanya di Kota Mekkah tapi juga di Kota Yaman dan Syam. Lalu, Sayyida Khadijah tidak langsung turun tangan berhadapan langsung dengan pembeli. Akan tetapi, beliau hanya menjadi investornya saja. Dalam bisnisnya, Sayyida Khadijah hanya menyediakan modal yang berupa uang maupun barang dagangan yang kemudian diamanahkan kepada karyawan yang beliau percayai. Kemudian setelah bisnisnya berjalan dengan lancar, Sayyida Khadijah akan memberikan upah atau bagi hasil kepada karyawan yang dipercayainya tersebut. Oleh karena itu, dalam memilih karyawan atau pengelola, Sayyida Khadijah selalu berhati-hati, beliau hanya memilih karyawan yang dianggap memiliki potensi dan dapat dipercaya. Dalam bisnisnya, salah satu karyawan yang dipercaya Sayyida Khadijah adalah Abu Thalib yaitu pamannya Rasulullah saw.
Dalam strategi bisnisnya, Sayyida Khadijah juga mempunyai beberapa rahasia yang menjadi kunci sukses bisnisnya, hal ini diambil dari sumber Bisnika. Com, yaitu sebagai berikut :
- Harus memiliki keberanian yang tinggi dalam memutuskan suatu hal, dan mampu mengambil resikonya. Hal itu diterapkan oleh Sayyida Khadijah saat mengambil keputusan untuk menanamkan modalnya kepada mitra bisnis, padahal keuntungan dari dagangannya belum tentu
- Menjadikan prinsip spiritualisme sebagai landasannya yaitu bahwa berbisnis juga sebagai sarana untuk beribadah
- Selalu mengatur keuangan dengan baik. Beliau sayyida Khadijah selalu membagi keungannya untuk bersedekah dan untuk Kembali berinvestasi
- Selalu konsisten mengecek dan mengawasi secara ketat terhadap karyawannya. Walaupun tidak terjun langsung dalam bisnisnya, Sayyida Khadijah selalu konsisten untuk megawasi karyawannya secara ketat, hal tersebut dilakukan agar bisnisnya tetap aman dan terus berkembang menjadi lebih baik lagi.
Begitu luar biasanya strategi-strategi bisnis yang dilakukan oleh Sayyida Khadijah, sehingga bisnisnya bisa menjadi sukses. Hal itu bisa kita contoh dan bisa diterapkan dalam bisnis-bisnis yang kita jalani. Kita juga sebagai perempuan dapat mencontoh akhlak dan kepribadian beliau, tidak hanya menjadi ibu rumah tangga. Akan tetapi juga sebagai wanita karir yang sukses, dan bermanfaat untuk banyak orang. Dengan menerapkan strategi bisnis Sayyida Khodijah bisnis tidak hanya menguntungkan akan tetapi juga mendapatkan keberkahan karena seperti yang disebutkan di atas yaitu bisnis dengan berlandaskan prinsip spiritualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H