Musim tanam padi atau biasa disebut dengan tandur mulai dilaksanakan bulan Juli ini di Desa Sukadana Kecamatan Compreng Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kegiatan tandur ini juga diikuti oleh mahasiswa IPB University sebagai bentuk kegiatan Kuliah Kerja Nyata Tematik Inovasi (KKNT-I). Waktu penanaman dilakukan sejak dini hari hingga siang hari dan dilakukan secara berkelompok bersama buruh tani. Jenis padi yang ditanam yaitu ciherang atau padi 10 dan ketan. Bibit padi pada pembibitan yang sudah siap dipindah tanam (replanting), dicabut dan dikumpulkan dalam satu ikatan bibit padi. Lalu, ikatan tersebut diletakkan secara menyebar rata berjarak di atas petak sawah yang telah diberi tanda jarak tanam untuk ditanami. Musim tanam ini merupakan kali kedua setelah panen raya pertama tahun ini di Bulan Mei lalu. Selain padi, tanaman lain yang menjadi komoditas utama Desa Sukadana adalah mangga, semangka dan timun.
Menurut warga setempat tandur merupakan istilah metode penanaman padi yang artinya tanam mundur. Namun, para petani saat ini lebih menerapkan metode tanam maju mengikuti garis yang sudah dibentuk. Hal tersebut karena dianggap lebih mudah dan rapih. Satu kotak sawah dinamakan dengan 'bau' seluas 14 meter persegi yang ditanami bibit padi jarak tanam 20 cm. Jenis tanaman yang biasa ditanam merupakan padi varietas Ciherang atau padi 10 dan padi ketan. Setiap lahan sawah diterapkan sistem 'legowo' atau barisan kosong untuk meningkatkan jumlah tanaman pinggir. Tanaman pinggir mendapatkan intensitas sinar matahari lebih optimal sehingga menghasilkan produksi dan gabah yang berkualitas tinggi. Selain itu, fungsi lainnya untuk kemudahan pemeliharaan dan perawatan tanaman dalam pelaksanaan pemberian pupuk dan penyemprotan pestisida. Sistem pengairan sangat bergantung pada irigasi dari Bendungan Salamdarma yang terletak di perbatasan Subang dan Indramayu. Pola tanam yang diterapkan di Desa Sukadana adalah padi-padi-palawija. Palawija yang ditanam dalam beberapa tahun terakhir antara lain semangka dan timun. Dahulu, komoditas seperti kedelai juga menjadi opsi palawija yang juga ditanam dalam pola tanam. Selain bergantung kepada minat/keinginan dan kemampuan petani untuk menanam komoditas palawija, pola tanam juga menyesuaikan dengan letak luasan lahan yang akan ditanami. Luasan lahan yang berada dipinggir persawahan (dekat dengan pemukiman) cenderung lebih mudah ditanami palawija. Hal ini berkaitan dengan diperlukannya alat dalam pengolahan tanah untuk komoditas tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H