"JERITAN ANAK RANTAU" BERUSAHA MENCOBA AGAR BETAH DI EUROPA.
Awal mula aku tawarin untuk tinggal di Europa jawabannya No aku tidak mau dan tidak suka . Aku lebih mencintai Indonesia karena indah, nyaman dan mudah untuk hidup di sana. Ada tukang sayur lewat, ada tetangga yang menyapa, ada anak-anak bermain dan ada ada saja. Ramai rasanya hidup di Indonesia terutama di daerah aku dimana aku berada, yaitu di sebuah kampung(desa). Susahnya untuk meninggalkan kampung halaman itu karena kebiasaan hidup yang selalu ramai, selalu bersama orang-orang yang kita kenal dan sayangi, apa lagi kalau masih ada orang tua. Perpindahan hidup di alam yang beda sungguh tidak mudah bagi kita semua. Maka aku mencoba berusaha lakukan apa saja biar aku betah di Europa. Seperti mencari toko-toko dimana kita beli bahan-bahan untuk memasak ala Indonesia.
Cara lain juga aku coba cari akal bagaimana agar hidup di Europa tapi terasa di Indonesia dengan masak masakan Indonesia. Dengan sering mengundang orang untuk datang ke rumah untuk masak bersama dan main musik sama sama.
Kali ini aku masak Kangkung, tempe dan tahu.
Biasanya aku juga meggoreng pisang , ngoreng ketela dan krupuk juga, nyambel tomat, trasi dan bikin rujak dan apa saja yang bisa aku lakukan untuk mengurangi kerinduanku dengan tanah air.
Hari berganti waktu berlalu, saat aku belum punya anak pasti pilihan hidup adalah Indonesia, tapi setelah mempunyai anak aku harus memilih mau tinggal di mana? karena urusan sekolah. Anak itu lah yang membuat kita juga harus membetah-betahkan diri dimana kita berada. Jadinya kita Focus mikirin anak bukan mikirin sendiri. Disitulah akhirnya jaritan hati pun terkendali dengan melihat anak-anak kita. Malu sama anak-anak kalau kita sering menangis atau menjerit, atau mengeluh karena ingin pulang!!!. Tidak baik buat anak-anak kita murung dan berduka, karena inginya pulang.
Usaha memilih Indonesia untuk tempat tinggal juga sudah kita lakukan dan kita programmkan dari awal. cuma punya suami Bule di Indonesia banyak juga gangguannya. Jadi memutuskan tinggal di Europa itu karena untuk menyelamatkan keluarga agar suami aman dari wanita-wanita yang masih suka merebut suami orang. Hari berganti waktu berlalu, kini walau rindu kampung halaman, tapi aku sabar menunggu anak-anak besar dan tumbuh agar jadi orang yang bisa bahagia dan senang hidupnya serta tumbuh Dewasa.
Menunggu hari :